Jarak Spanyol dan Kalimantan Selatan berjauhan. Tapi, Marc dan asal bahan dasar karet Bridgestone itu sepertinya akrab. Faktanya rider yang dijuluki si Semut bisa unggul karena dia paham supaya ban tetap mencengkram aspal maksimal. Buktinya seri X MotoGP yang digelar di sirkuit Indianapolis, Amerika, Minggu lalu (18/7).
Trek Indianapolis yang punya panjang 4.216 meter kejam. Bengis untuk daya tahan si karet bundar. Ini menyangkut kecepatan dan deselerasi.
Setelah keluar section terakhir, motor bisa dipacu sampai kecepatan maksimum minimal 340 km/jam di trek lurus sepanjang 872 meter. Setelah melewati jalur luruslah, pacuan prototype MotoGP harus mendadak menurunkan percepatan di sektor ke-2. Di sinilah si karet bundar digerus aspal, terutama ban belakang. Ban belakang menerima beban perpindahan daya besar saat deselerasi.
“Saya sadar, ban belakang akan bisa cepat habis sebelum finish. Saya biarkan pembalap lain di depan. Yang penting bisa menjaga jarak yang pas,” ujar Marc setelah memenangkan balapan di Indianapolis.
Marc memang enggak ngotot untuk menguntit terus-menerus Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo. Di trek lurus dia membiarkan jarak yang aman dengan keduarider ini sampai waktunya tiba untuk overtaking.
Kalau pun bermain agresif sejak awal Jorge korbannya. Seperti artikel edisi 755 preview seri ke-10 ini, trek Indianapolis memang lebih berpihak ke Honda RC213V. “Iya, korbannya ban belakang” tutup Jorge.
KOMENTAR