Grip gas jangan pernah di lepaskan
Tingginya peminat motor berpenggerak otomatis alias skubek, bikin berkah. Pengendara cewek yang juga ibu-ibu begitu merasa terbantu dengan skubek ini. Mudah dibawa dan juga punya banyak kelebihan. Misal untuk antar dan jemput anak sekolah. Si anak tinggal diajak berdiri di dek.
“Dibanding pakai bebek atau sport, matik seperti ini jelas sangat membantu mengantar anak ke sekolah,” ungkap Gusti Fahmi seorang ibu rumah tangga yang mengantar jemput anaknya ke sekolah di Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.
Namun begitu, kemudahan ini punya unsur bahaya kalau tidak waspada dalam penggunaannya. Hadrianus Ary Yuanto, chief instruktur safety riding dari PT Astra Honda Motor (AHM) mengungkapkanmatik tanpa oper gigi sudah bisa meluncur. Jadi, ya memang tinggal gas.
“Kebiasaan pengendara jika memanaskan motor lantas ditinggal. Beberapa kejadian, saat ditinggal motor tanpa sengaja digas oleh anak yang dibonceng. Akhirnya melompat,” cetusnya.
Honda sendiri menurut Dudut, panggilan akrab instruktur, sudah menyiapkan peranti safety riding, yakni switch side stand yakni motor tidak bisa distarter jika standar samping aktif.
“Tujuannya agar ketika menstarter pakai standar dua. Dan ini meminimalkan dampak kalau ada kejadian skubek digas ban belakang masih terangkat. Sehingga relatif jadi lebih aman. Namun yang utama jangan pernah meninggalkan motor dalam keadaan hidup,” pesan Dudut lagi.
Satu hal yang perlu diwaspadai menurut pria berambut ikal ini adalah saat berhenti di lampu merah atau perempatan jalan.
“Ibu atau siapapun pengendara jangan pernah melepaskan grip gas jika bawa anak di depan atau di dek. Meski saat itu, parking lock dalam posisi ON. Sebab, ketika anak memelintir gas, motor bakal langsung kehilangan kendali. Rem parkir tidak akan mampu menahan power dari mesin saat dibejek,” wantinya lagi.
Begitu! (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR