Willy Hammer. Piawai jaga kondisi mesin aman hingga fi nish
Menyiasati suhu panas yang tinggi, Honda Absolute Revo pacuan Willy Hammer dari tim Honda Rinjani MPM NHK Kawahara ini disetting kompresi rendah. Bermain di VSC KYT FDR Pikoli (VKFP) Kejurnas Motoprix Region 2, seri VI, di Sirkuit Stadion Maguwoharjo, Jogjakarta, (28-
29/09), tampil perkasa tak terkejar hingga finish. Kuncinya dengan aplikasi kompresi ‘sedang’.
“Suhu cuaca yang tinggi harus mainaman dengan kompresi cukup rendah. Juga bahan bakar saya kembali memakai bensol agar mesin lebih adem,” buka Mitayantho, juru kilik mesin jawara kelas Bebek Tune Up 125 cc Seeded (MP1) ini.
Head silinder model bathub lebih, Noken as durasi tinggi 281 derajat
Terlebih, sirkuit yang diusung tergolong unik. Mesin dipaksa optimal main di putaran menengah dan atas. Maka pilihan rasio kompresi mesin 13,2 : 1 terbukti cocok. Tak ada gejala overheat, walaupun cuaca Jogja lagi lucu-lucunya, alias panas bo! Biasanya, main di 14 : 1. Seting ini juga dibuat agar piston anti macet. Sebab piston riskan macet, akibat Revo kudu dibore up biar tembus di 129,5 cc. “Piston pakaiIzumi diameter 54,5mm, stroke masih standar 55,6mm. Dengan ukuran yang hampir square ini power mesin lebih optimal,” cuap pemilik bengkel Fast Tech, Jogja.
Karbu PWK 28 mm diseting basah
Mengimbangi piston besar, durasi noken as dipermak agar lalu-lintas bahan bakar lebih lancar. Durasi dibuat 281 derajat. Klep isap yang membuka 40 derajat sebelum Titik Mati Atas (TMA), dan menutup pada angka 61 derajat setelah Titik Mati Bawah (TMB).
Lalu, klep buang membuka pada 60 derajat sebelum TMB dan merapat 41 derajat setelah TMA. Durasi ini mudah mengail power besar.
Finishingnya, rasio ditata ulang agar tenaga lembut. Gigi I, 14/32 mata. Gigi II, 18/28 mata. Gigi III, 21/26 mata dan gigi IV pakai 22/23 mata. (www.motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Karbu : PWK 28 Sudco
Sok belakang : Ohlins
Knalpot : R9 Racing
Fast Tech : 0852-0151-8888
KOMENTAR