Ketika beli knalpot, perhatikan spesifikasinya. Maksudnya, saluran buang itu diperuntukkan buat motor seperti apa. Standar kah, tune up ha-rian kah? Kompetisi? Atau bore up?
Jangan sampai usai ganti knalpot free flow, eh, hasilnya malah di luar espektasi. Ujung-ujungnya nyalahin knalpot. Padahal enggak juga, lho. Karena sebelum melempar produk ke pasaran, pastinya produk ini melalui berbagai pengujian.
“Sesuaikan oprekan mesinnya. Mi-salnya, mesin sudah dikorek dan klepnya digedein, maka cari knalpot yang diameter pipa atau header-nya 100% dari diameter klep ex,” wanti Madun, tunner Seroja Motor di Jl. Jatijajar 1 No. 31B, Jatijajar, Tapos, Depok, Jawa Barat.
Contoh jika pakai klep ex 23 mm, maka pilih knalpot yang diameter pipanya sama. “Maksimal 24 mm deh,” tambah pria yang kini lebih sering garap motor-motor grasstrack. Kalau klepnya standar, cari yang diameternya minimal sama seperti pipa knalpot motor.
diameternya minimal sama seperti pipa knalpot motor
Selain itu, perhatikan juga konstruksi saringan pada silencer. Untuk motor standar atau yang bore up nanggung, hindari pakai knalpot yang pipa saringan dan end mufflernya terlalu besar. "Karena bisa bikin tenaga di putaran bawah jadi ngempos, lantaran gas buang terlalu loss. Untuk dapat torsi, butuh back pressure memadai,” tukas Madun.
Tapi, kalau terlanjur beli dan speknya tidak sesuai setingan motor kesayangan, Madun bilang enggak haram untuk mengcustom knalpot itu. Toh di arena balap resmi maupun nggak resmi, langkah ini sering dilakukan.
Em-Plus juga sudah membuktikan itu di Suzuki Skywave bore up 135 cc. Saat itu menggunakan sebuah knalpot yang diameter header dan saringannya lumayan gede. Sejatinya, knalpot itu buat mesin bore up di atas 140 cc.
Diameter ujung yang mengerucut dibuat sebesar diameter jari telunjuk orang dewasa. Menanam pipa yang diameternya lebih kecil. Hindari pakai knalpot yang pipa saringan dan end mufflernya terlalu besar
Ketika diukur kemampuan aksele-rasinya di jalan dan performa dapur pacu di atas mesin dyno, terasa tarikan bawah dan torsinya agak kurang nendang. Maka diputuskan header knalpot diganti pakai yang standar, kebetulan knalpot Skywave jenis slip on, jadi mudah ganti silencer. Nah, silincernya pakai produk tadi.
Namun demi dapatkan back pressure yang cukup, pada saringan dalam silencer dipasang sekat berbentuk kerucut. Diameter ujung yang mengerucut, dibuat sebesar diameter jari telunjuk orang dewasa. Penempatannya sekitar 3-5 cm dari pangkal saringan.
Kemudian pada end muffler, diameternya sedikit diciutkan dengan menanam pipa yang diameternya lebih kecil . Hasilnya tidak sia-sia, ketika diuji dyno ulang, menaikkan torsi 1,3 Nm dan power 1 dk. Lumayan kan? (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR