Marquez dan Lorenzo. Hasil 20 tahun pembinaan
MotoGP seri ke-15 jadi sorotan turunnya pembalap wild card dari Asia Tenggara di sirkuit Sepang, Malaysia, Jumat-Minggu (11-13/10). M. Fadli gabung dengan tim JiR Moto2. Decha Kraisart (Thailand) ikut di Singha Eneos Yamaha Tech3. Malaysia sendiri mengandalkan Zaqhwan Zaidi dan Hafizh Syahrin.
Spanyol sendiri enggak usah banyak ditulis. Di Sepang kemarin posisi 1-3 kelas MotoGP diwakili Dani Pedrosa, Marc Marquez, dan Jorge Lorenzo. Ketiga pembalap beda generasi itu memang berasal dari Spanyol.
Indonesia cukup berkaca dengan Malaysia yang sanggup menempatkan pembalapnya paling baik se-Asia Tenggara di Sepang. Jawabannya sederhana, tapi harus dikerjakan. Malaysia punya pembinaan yang diprogram dan diarahkan.
Jenjang nasional di Cubprix, Malaysia, de-ngan bebek hanya dijadikan pijakan awal. Langkah selanjutnya kejuaraan internasional sekelas Asia Road Racing Championship dan Spanish Championship (SC). Tahun ini SC jadi balapan yang sudah rutin diikuti oleh Hafizh.
Malaysia sendiri tinggal menuai bibit unggul karena dua pembalap selain Hafizh sudah diikutsertakan balapan SC tahun ini. Tapi, kapan hasilnya tinggal menunggu waktu.
Pembinaan rider Negeri Jiran mirip dengan Spanyol. Bedanya Spanyol beruntung karena dari delapan putaran SC menggunakan enam sirkuit yang dipakai untuk seri MotoGP. Ini sudah berlangsung lebih dari lima tahun.
Tapi, ada cermin yang bisa ditiru di Indonesia sendiri. Kemenangan timnas U19 Sabtu lalu (12/10) dari raksasanya sepak bola Asia, Korea Selatan, bisa dijadikan inspirasi. Fokus ke pembinaan yang terarah dan terprogram jadi kunci. Tapi, butuh kerja keras untuk melakukan itu semua. Bukan sekadar omongan. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR