Exhaust port alias lubang buang atau jika disamakan dengan badan manusia ya disebut anus. Pastinya anus di motor enggak keluar bau kentut. Tapi, lubang buang dari ruang bakar berupa asap.
Tentunya anus manusia bisa elastis mengikuti saripati yang dibuang. Sedangkan di mesin enggak bakalan elastis karena terbuat dari aluminium. Artinya, lubang buang di mesin motor harus dirancang sempurna.
Itulah yang dipikirkan Rosdi B. Mohamad, tunner andalan tim Givi Honda Yuzy Pachie Team (GHYPT), Malaysia. Rosdi mengatur ulang anusnya Honda Future alias Honda Blade kalau di Indonesia.
“Kite bikin beda sukan (balap, red) diAsia dan Cubprix. Pengaruhnya besar,” ujar Rosdi yang dipercaya mengorek tunggangannya Md. Rozaiman B. Md. Said dan Md. Amirul Ariff B. Musa.
Apa yang dikerjakan Rosdi hasilnya lumayan mencengangkan saat putaran V, Asia Road Racing Championship, di sirkuit Autopolis, Jepang, September lalu. Rozaiman dan Amirul naik podium 1-2 di race pertama. “Ini sudah kita tunggutunggu. Amirul bermasalah dengan cederanya
di tangan,” beber Sahrol Yuzi, pemilik tim GHYPT, Malaysia.
Bagi Rosdi ukuran lubang buang akan menentukan ketahanan mesin. Apalagi, mesin yang dipacu di sirkuit seperti Autopolis. Trek yang berada di kota Kumomoto, Jepang ini lay outnya naik-turun.
Dome piston tinggi, Hasil di ruang bakar ditentukan lubang buang
“Saya bikin ujungnya dari ruang bakar lebih besar dibanding yang biasa dibuat untuk Cubprix. Tapi, keluarnya lebih kecil daripada keluaran untuk Cubprix. Kalau ukurannya secretlah pakcie,” ujar Rosdi yang bermarkas di Taman Putra Perdana, Selangor, Malayia.
Waduh, ukurannya rahasia. Okelah kalau pakai logika sederhana lubang buang dari ruang bakar dibikin lebih besar untuk sirkuit permanen. Tapi, lubangyang menempel ke header knalpot lebih sempit dibanding untuk trek dadakan. Artinya, tenaga yang dikeluarkand dari ruang bakar disimpan sesaat sebelum dimuntahkan ke knalpot.
“Hasilnya mesin akan lebih awet. Durabiltynya jauh lebih baik,” ulas Rosdi yang berjenggot ini.
Ketahanan motor yang digarap Rosdi juga didukung dengan mengatur ulang kompresi. Kompresi di sirkuit besar seperti Autopolis dibikin 11,8 : 1. Sedangkan kompresi untuk trek dadakan di Cubprix, Rosdi akan mengeset di atas 12 : 1.
Kompresi yang terhitung rendah artinya ledakan saat piston di posisi Titik ati Atas (TMA) akan sedikit lebih adem. Tenaga hasil ledakan di ruang bakar akan menghasilkan daya yang efektif dengan desain lubang buang yang pas. “Saya sudah berkali-kali bikin supaya cocok untuk trek permanen. Hasilnya baru terlihat di Autopolis,” tutup Rosdi. (www.motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Karburator : Uma 24
Sokbreker belakang : Ohlins
Ban depan : Battlax 80/90-17
Ban belakang : Battlax 80/90-17
KOMENTAR