Part Racing di Motor Harian, Lebih Banyak Ruginya Karena Bukan Peruntukannya

Motorplus - Senin, 11 November 2013 | 12:16 WIB

Beberapa komponen racing, rugi dipakai harian. Racing yang arah-nya dengan kecepatan tinggi di atas motor harian. Racing sendiri dipakai dengan kondisi berbeda dengan keadaan di jalan raya umum.

“Balapan kan pastinya enggak ada macet. Ngegas sekalian atau tutup gas penuh. Riding harian ketemu macet. Putaran mesin terbatas. Dan masih banyak lagi perbedaan lain,” urai Yongi Setiady, pemilik bengkel Yong’s Motor, Bandung, Jawa Barat.

Faktanya Om Yong menemukan beberapa motor harian bermasalah saat pakai per kopling yang dibilang racing. Setelah dicek, spring transmisi lebih keras dibanding pegas aslinya bawaan motor.

“Kampas kopling bukan cuma habis. Tapi, sampai kemakan besi dudukan kampasnya,” jelas Yong’s, tunner papan atas saat era Sport 2-tak 150 cc Tune up.

Begitu juga fakta komponen kompetisi yang lain, kampas rem. Keluhan muncul saat pakai peranti braking racing. “Konsumen harian banyak yang enggak tahu kalau kampas rem racing akan agak nyelonong kalau dipakai untuk ngerem di kecepatan rendah. Itu sih normal,” jelas Yong juga terkenal dengan racikan mesin drag era 2001-2005.

Sebenarnya sih bukan komponen racingnya yang salah. Tapi, pemasangannya yang enggak pada tempatnya dan tak sesuai kebutuhan.

Per kopling racing enggak bisa selalu digantung untuk kondisi harian. Keseri-ngan handel transimisi ditekan setengah, kampas dan pelat akan bergesekan keras terus-menerus. Efeknya ya kampas kopling bisa hangus dengan cepat.

Kampas rem racing juga begitu, enggak bakalan cocok dipakai untuk sehari-hari. Part pengereman kompetisi akan bekerja maksimal di suhu yang lebih tinggi dibanding kampas harian. Mendapatkan suhu yang tinggi, pastinya kecepatan motor harus juga sangat cepat.

Kalau dipakai saat macet, ya nyelonong, kan. Enggak mungkin terus-terusan full throttle di jalan raya. Pastinya akan ketemu macet. Saat macet, kecepatan pasti di bawah 40 km/jam.

“Termasuk juga sokbreker. Sokbreker untuk balapan enggak bakalan cocok di pakai harian. Udah mahal, tak sesuai dipakai tiap hari. Rugi. Lain jika cuma bicara soal tampilan,” aku Eddy Saputra, Direktur PT. Ohlins Indonesia (OI), Jakarta.

Sokbreker racing punya karakter akan lebih keras saat kompresi dibanding suspensi harian. Ketika rebound akan lebih lambat daripada peredam kejut standar.

“Jadinya, pengendara harian susah mengendalikan motornya kalau pakai sok racing,” tutup Eddy yang juga mantan pembalap 600 cc. (motorplus-online.com)

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular