Didukung wheelbase 1.219 mm, tinggi jok dari aspal 729 mm
Sebelum menunggangi Honda NSF250R, sempat terpikir di kepala kalau pacuan ini mirip dengan Honda MD250H alias GP Mono yang pernah Em-Plus semplak beberapa tahun lalu di sirkuit Sentul, Jawa Barat. Namun ternyata, setelah berada di atas jok tipisnya, anggapan itu kudu dibuang sejauh-jaunnya. Sebab, beda banget cuy!
Meski sama-sama mengusung kapasitas mesin 250 cc, tetapi spek mesin yang diusung jauh berbeda. Jika MD250H yang bikinan Moriwaki masih usung engine special engine (SE), maka di NSF250R memang murni rancangan baru dari Honda buat pengganti GP 125. Ya, Honda RS125.
Simpel, hanya ada panduan takometer dan gigi saja
Buat pacuan standarnya saja, power yang digelontorkan mesin dengan kombinasi bore 78 mm x stroke 52 mm ini mampu bermain di 48,2 hp/ 13.000 rpm. Sedang torsinya, 28 Nm/ 10.500 rpm. “Terasa sekali kalau tenaganya dan rpm-nya cepat terkail. Terutama setiap keluar tikungan,” ungkap Gerry Laurens, salah satu pembalap Indonesia yang bisa mencicipi pacuan Moto3 ini di sirkuit Losail, Qatar, dua minggu lalu.
NSF dilengkapi dengan 6 percepatan. Tetapi, rasio yang ditawarkan cenderung panjang-panjang di setiap gigi-nya. Dengan kombinasi final gir standar saja (14/35 mata), gigi VI hanya terpakai ketika motor berlari di trek lurus sepanjang 1 km itu. Selebihnya, hanya bermain di gigi II – V. “Tetapi limitter bermain di 14.000 rpm. Makanya, saya selalu oper setiap 13.500 rpm,” tambah Gerry lagi.
Editor | : | Motorplus |