“Strategiku enggak ngotot ke depan di lap-lap awal,” beber Akbar Taufan yang ngegas Yamaha Force-1 di Powertrack Purwakarta, Jawa Barat (17/11). Dia kuasai dua moto kelas Bebek Modifikasi 2-tak Senior dengan kondisi tangannya patah akibat balapan di Kalimantan, seminggu sebelumnya.
Strategi Akbar cocok dengan karakter motor yang dipakainya. Tunggangannya enggak menganut power besar di putaran bawah. Jadinya, tenaga Akbar enggak cepat terkuras. Seandainya karakter motor bertenaga besar saat di gasingan bawah, tangan Akbar yang cedera pasti sudah cnut...cnut...cnut.
“Ada perubahan di karburator. Sebelumnya pakai karbu venturi 34 mm. Saya ubah pakai karburator venturi 38 mm. Karena sirkuit balapan setingkat nasional, panjang-panjang. Akselerasi jadi lebih cepat dan panjang,” ujar Imam Safi’i, dalang mesin Force-1 yang dipakai Akbar, dari Semarang, Jawa Tengah.
Dengan karburator ukuran 38 mm pastinya bikin suplai udara dan bahan bakar akan lebih besar dibanding yang ukurannya 34 mm. “Karena itu, enggak perlu torsi besar seperti motor tahun lalu. Kelebihannya cuma di sirkuit pendek-pendek,” urai Imam yang terkenal di jajajaran mekanik road race era di bawah 2008.
Selain pilihan karburator yang besar harus diimbangi reed valve atau katup buluh yang sesuai. Tujuannya supaya suplai bahan bakar sesuai dengan kebutuhan ruang bakar.
“Saya pakai V-Force. Tapi, membrannya diganti pakai katup buluhnya Yamaha RX-Z. Membran RX-Z lebih kuat dan stabil,” bilang Imam yang punya bengkel balap bernama Malabar Motor Sport (MMS).
Karena mementingkan suplai bahan bakar yang besar, kompresi ditekan. “Pokoknya enggak tinggi dibanding sebelumnya deh. Tinggi lubang buang 26 mm. Sudut squish 14,5 derajat,” tutup Imam yang pernah turun di balapan Asia. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan
Ban belakang
Sok belakang
Magnet
MMS
KOMENTAR