Nah, lazimnya ketika kapasitas mesin bertambah, kebutuhan bakar akan ikut bertambah. Tapi, jangan dulu berfikir untuk langsung ganti karburator yang venturinya lebih gede. Maksimalkan saja dulu karburator standar.
“Kalau bore upnya enggak terlalu besar, cukup main spuyer dan jarum skepnya saja. Tapi, kalau cc-nya naik banyak, venturi karbu boleh diperbesar atau reamer,” bilang Ugi dari bengkel FourtyOne Motorsport di Depok Timur, Jawa Barat.
Contoh yang Em-Plus terapkan di Suzuki Skywave bore up 133,5 cc pakai piston Shogun 125 oversize 200 (55,5 mm). Saluran masuk dan buang diporting-polish serta profil kem diubah meniru produk Kawahara K1. Ubahan tersebut, tentu menuntut suplai gas bakar lebih besar.
Dari hasil pengukuran air fuel ratio (AFR), ketika masih pakai spuyer standar, pembakaran terukur agak kering. Mulai putaran bawah hingga atas, di atas 14,7 : 1. Mengatasinya, pilot jet (PJ) dan main jet (MJ) dinaikkan 1 step. PJ dari 12,5 (standar Skywave) naik jadi 15. Sementara MJ dari 130 jadi 132.
Namun setelah PJ dan MJ naik 1 step, ketika AFR diukur ulang pembakaran malah jadi kebasahan di 6.000 rpm ke atas. Tandanya, MJ terlalu besar. Padahal cuma naik 1 step, lho. Nggak mungkin dong naik 1/2 step, karena enggak ada yang jual. Hehehe..
Tak habis akal, MJ coba dikembalikan standar lagi (130). Tapi, tetap saja pembakaran masih agak ‘basah’. Setelah ditelusuri, ternyata pada jarum skep karbu bawaan Skywave ada 3 ring. Satu ring gendut terpasang di bawah klip pengancing. Sementara 2 ring tipis setebal ± 0,5 mm berada di atas klip. Posisi standar klip pengancing jarum berada di ulir paling tengah.
Editor | : | Motorplus |