Mengendara di Jalan Raya, Perlu Perhatikan Adab Agar Tidak Merugikan Orang Lain

Motorplus - Rabu, 25 Desember 2013 | 08:33 WIB

Ambil jalur pasti merugikan orang lain

Kecelakaan yang belum lama terjadi antara kereta api dan truk pengangkut bahan bakar di pintu perlintasan kereta api Bintaro, Jakarta Selatan menjadi cermin pentingnya rasa empati dan tanggung jawab. Peristiwa mengerikan ini cuma gara-gara truk yang menyerobot perlintasan kereta api.

“Sikap nyerobot jalur orang lain, sering kita saksiskan di jalan. Paling tragis yang baru-baru ini terjadi di Bintaro,” ungkap Hadrianus Ary Yuanto, Chief Safety Riding Instructor dari PT Astra Honda Motor (AHM).

Prof Dr. Sarlito Wirawan menyebutkan mentalitas penyerobot sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. “Tidak adanya tenggang rasa, tidak menghargai hak orang lain, tidak bisa ikut merasakan penderitaan orang lain, tidak mampu bersimpati pada orang lain. Semua itu dalam bahasa psikologi disebut tidak ada empati. Tidak adanya empati ini sudah merasuk ke berbagai sektor kehidupan masyarakat. Semua ini termasuk korupsi di jalan,” jelasnya.

Bisa disaksikan dengan entengnya pengendara nyerobot lampu merah, pengendara yangmengambil hak pejalan kaki dengan memarkir motor di jalur pedestrian atau mengambil jalur berlawanan karena jalur yang harusnya dilalui macet parah.

“Kalau karena perilaku mengakibatkan kerugian sendiri sih gak masalah, tapi kan ini bisa bikin orang lain juga celaka,” tambah Anto pengendara Honda Revo yang juga punggawa Tangerang Revo Club.

Honda sendiri berupaya untuk memberikan kontribusi dengan terus menerus memberikan pemahaman mengenai pentingnya rasa tanggung jawab atau responsible kepada pengendara. “Dalam setiap ‘kopdar’ dengan komunitas di ajang safety riding, yang diutamakan adalah memberikan pemahaman sikap dan perilaku. Soal tactics atau teknik berkendara jadi berikutnya. Yang penting mindset pengendara bahwa keselamatan yang utama,” ungkap Dudut, panggilan akrab instruktur safety riding AHM itu.

Mengurangi mentalitas tukang serobot atau korupsi di jalanan bisa dengan memberi efek jera. Hal lain yang juga tidak kalah penting adalah membangun sistem untuk memperkecil kemungkinan perilaku menyerobot. Seperti di jalur TransJakarta atau busway misalnya. Cukup berhasil disterilkan dengan pengawalan ketat, pemberlakuan denda maksimal dan publikasi melalui media massa. (www.motorplus-online.com)

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular