Kata atut dari judul plesetan dari takut. Minggu lalu (22/12) gelaran grasstrack dan enduro, Karang Taruna Tunas Jaya Leguti Grasstrack (KTTJLG), yang digelar di Gudang Timur, Lengkong, Serpong, Banten, enggak bikin takut peserta yang dasarnya pehobi adventure.
Kenapa enggak atut? Total starter di KTTJLG 344. Sekitar 50% para adventurer. Mereka beradu skill dengan para grasstracker di sirkuit sepanjang 1,2 km di kelas enduro.
“Masih mendalami sejauh mana teman-teman adventure mau berpatisipasi di grasstrack,” buka W. S Haryadi, Pimpinan Lomba KTTJLG. “Kami antusias sekaligus takut jika tidak diatur dengan tepat maka akan menguap begitu saja,” tambahnya.
Nah, W. S Haryadi yang juga Komisi Grasstrack PP IMI itu atut. Faktanya tracker punya skill yang terasah dan kekuatan fisik yang prima.
“Baiknya tracker gak turun di kelas enduro. Tapi, bukan enggak mungkin dari kalangan adventure mengharapkan kami ikut untuk mengukur kemampuan atau sekadar melepas penasaran,” ucap Dion, grasstracker senior asal Cianjur.
“Ke depannya kami akan gabungkan dua kategori pembalap tersebut di kelas enduro, tapi hadiah dan pemenangnya dipisah,” Sanidin Gepeng, Ketua Pe- nyelengara KTTJLG.
“Kalau harus dicampur dengan pembalap grasstrack kami siap. Logikanya kelas enduro ada di race terakhir. Para tracker pasti sudah terkuras fisiknya,” ujar Iskandar, salah satu peserta enduro yang penggemar adventure.
“Asal jumlah lap tidak disamakan dengan kelas grasstrack yang hanya 10 lap kami yakin bisa kompetitif. Idealnya sih 45 menit dengan jalur lintasan yang berbeda,” tutup Iskandar. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR