Untuk kelas Campuran Senior, Aditya Pradana sukses menyabet juara dengan torehan poin nyaris sempurna sejak seri pertama dan kedua dibanding rivalnya yang lain. Ditopang dengan kuda besi pacuannya yang terlihat cukup gesit, kuncinya menerapkan diameter pelek yang besar. Kawasaki Ninja tunggangan Aditya menggunakan rim belakang 19 inchi dan 21 inchi untuk depan.
Ada pun penerapan diameter pelek dianggap tidak menjadi masalah bagi grasstracker yang lain. “Untuk pelek bebas saja kok. Pelek disesuai dengan kebutuhan pembalap. Batas aturan diameter pelek masih wajar. Tidak keluar dari pa-kemnya,” kompak H. Saddam tracker asal Kalsel dan juga Sandi Irawan yang asli Bandung.
“Dari segi karakter dan juga gaya balap, menentukan penggunaan diameter pelek itu. Apakah pembalap lebih sesuai dengan pelek besar atau enggak. Apalagi untuk regulasi pelek, kan tidak membatasi,” beber Cipto, tunner handal Jabar yang menukangi pacuan F. Chimon. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR