Jadwal sudah jadi barang mahal. Ukuran mahalnya sudah di atas harga yang sewajarnya dibanding biaya rekomendasi. Penyebab utama bertebarannya para makelar alias broker atau calo di dunia balapan motor, dari balap motor nasional sampai balapan tarkam. Segala jadwal balapan roda dua, road race, motocross, grasstrack, dan drag bike sudah diintai para broker.
Biasanya makelar jadwal punya profesi utama, seorang pengurus salah satu pengprov IMI ataupun promotor di salah satu daerah. Jadi, profesi makelar di orang-orang seperti ini pekerjaan terselubung.
Beberapa pihak banyak yang membocorkan praktik makelar jadwal ini. Sayangnya, tidak ada satupun orang yang mau dikutip namanya. Entah kenapa orang-orang ini ogah disebut namanya. Kemungkinan seandainya dicantumkan di MOTOR Plus akan berdampak kurang bagus untuk mereka.
Tapi, beberapa pihak ini para makelar jadwal hanya berpihak untuk kepentingan segelintir orang. Sisanya yang jadi korban ya pelaku balap.
Modusnya sangat rapi. Setiap tahun jadwal balapan nasional atau non kejurnas akan ditentukan saat rakernas. Para broker akan meminta sekian banyak jadwal saat rakernas.
Jadwal yang sudah dipegang para makelar akan dilempar lagi ke pihak lain. Pihak lain ini bisa jadi salah satu Pemda atau perorangan yang berkantung tebal dengan harga yang lebih mahal dibanding biaya rekomendasi yang harus dibayarkan.
Biaya rekomendasi untuk balapan nasional minimal Rp 15-Rp 25 juta. Di tangan para calo jadwal akan dijual bisa mencapai ratusan juta rupiah.
“Jadinya, event dibikin di pusat kota karena permintaan pak Bupati. Tapi, sirkuit dan pengamanan penonton jauh dari standar nasional. Itulah kelakukan orang yang cuma bisa jual jadwal,” ujar sumber MOTOR Plus dari luar pulau Jawa.
Maaf banget ya, aksi para makelar jadwal sudah berjalan lebih dari tiga tahun lalu. Mulai memuncak setahun belakangan ini.
“Parahnya harga bisa di atas Rp 500 juta. Sudah bayar mahal, orang daerah kami tetap kerja dan menanggung biaya pengeluaran merancang sirkuit. Mendingan enggak usah aja,” kata salah satu sumber dari wilayah Sumatera.
Tentunya aksi jual jadwal sih biasa dilakukan mengingat enggak semua penggemar balap yang mau bikin event punya akses ke PP IMI. Tapi, seandainya itu terjadi bikin jadwal dilego dengan harga gila-gilaan mesti ditindaklanjuti.
“Silahkan promotor cari duit dengan cara begitu. Enggak apa-apa deh. Tapi, kami pelaku balap jangan dilupakan. Standar balap dan keselamatan juga harus diterapkan 100 persen,” bilang salah satu pemilik tim dari Indonesia Timur. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR