Membentuk Profil Kem, Sangat Penting Memperhatikan Patron Jerk dan Akselerasi

Motorplus - Senin, 20 Januari 2014 | 14:38 WIB

Kem dengan profil gendut (kiri) dan melancip di puncak, jerk-nya beda

Edisi lalu sudah bahas teknik membentuk kem yang semestinya, pakai beberapa parameter. Bukan hanya berdasarkan feeling, asal hasilnya kencang. Mungkin kalau asal kencang, banyak mekanik bisa. Tapi, yang durability-nya panjang, belum tentu semua bisa.

Parameter yang sudah dibahas, velocity (kecepatan) dan akselerasi. “Velocity adalah kecepatan bantalan rocker arm dalam menempuh profil kem. Jika rocker arm pakai roller, ya kecepatan roller dalam mengitari profil kem. Satuannya mm/degree,” aku Tomy Huang, bos Bintang Racing Team di Cibinong, Jawa Barat.

Sementara turunan dari velocity adalah akselerasi, lanjut Tomy. Dengan kata lain, akselerasi adalah peningkatan dari velocity atau kecepatan tadi. Satuannya mm/degree². Nah, pada edisi ini kita akan membahas salah satu parameter lagi yang tak kalah penting dalam membentuk profil kem. Yaitu 'jerk'.

“Jerk dan akselerasi paling penting dalam mendesain kem,” beber Tomy. Tapi, apa itu Jerk? Kalau terjemahan bahasa Inggris, jerk itu artinya brengsek. Hehehe..

Mungkin saja maksudnya sama. Begini bro, dalam ilmu fisika istilah 'jerk' dikenal sebagai sentakan atau kesukaran. “Pengertian harafiahnya yakni pergerakan yang tiba-tiba alias loncatan. Biasanya, makin tinggi akselerasi kem, maka tinggi pula jerk-nya,” terang Tomy.

Jerk dalam ilmu fisika adalah turunan dari akselerasi terhadap waktu yang satuannya m/s³. Tapi, kalau dalam perhitungan kem, satuannya jadi mm/degree³. “Jerk menunjukkan angka kehalusan dari lintasan profil kem. Profil kem yang bagus, jerk-nya harus kecil. sehingga tidak ada bumpy pada rocker arm,” imbuhnya.

Metode sederhana menguji kehalusan lintasan kem

Sebab jika ada bumpy, sangat berisiko floating yang dampaknya sudah disebutkan di edisi lalu. Buntutnya selain membuat performa mesin jadi tidak maksimal, juga bakal membuat umur pakai kem dan peranti pendukungnya tak tahan lama.

Jadi, dalam membentuk profil kem tidak boleh asal. Apalagi hanya modal kikir atau mesin grinding kem konvensional. Karena halus tidak lintasan profil kem bukan cuma diukur dari licinnya permukaan. Melainkan bentuk dari lintasan tersebut.

Untuk membuktikannya, Tomy memperlihatkan 2 kem Jupiter Z berlainan profil. Satunya cenderung tirus pada bagian puncak, sedang satunya lagi agak kotak. "Coba, mana yang lebih halus lintasannya? Banyak yang berpendapat jika profilnya kotak, pergerakan rocker arm cenderung kasar, sehingga butuh per klep yang lebih keras," tukas Tomy pada Em-Plus.

Saran Tomy, cara merasakannya yakni dengan gelindingkan roller rocker arm pada profil kem. Wuihh.., ternyata ketika Em-Plus cobain, kem yang profilnya kotak justru membuat roller gelinding lebih halus ketimbang yang lancip. "Saya berani jamin profil kotak bisa pakai per klep dengan kekerasan medium," yakinnya.

Lantas bagaimana cara mengetahui jerk-nya kecil atau tinggi? Lagi-lagi teknologi yang berbicara. Baik velocity, akselerasi maupun jerk bisa terbaca lewat software cam design dengan bantuan mesin cam analyzer seperti yang sudah dimiliki oleh Pak Tomy. Eksekusinya lewat mesin bubut CNC (Computer Numeric Control). (www.motorplus-online.com)

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular