Ajang drag bike belakangan memang tak pernah sepi dari peserta. Jumlah starter acap kali bisa lebih dari 300 starter. Namun, pemenangnya kadang mudah ditebak. Rata-rata ‘disikat’ para pemain lama yang sudah punya jam terbang tinggi.
Bagaimana tidak, fenomena yang terjadi di arena adu kebut trek lurus ini, para pembalap berskill bagus kerap menjoki motor yang memang punya spek kencang. “Kadang 1 motor kencang bisa dikeroyok alias dijoki rame-rame,” tutur Mukhtar Yusuf yang di arena drag bike tenar dipanggil Ute Cuters, dragster GF Racing Team.
Akibatnya, para pemain baru yang bermodal motor dengan performa pas-pasan susah untuk menandingi. Makanya di beberapa gelaran dragbike, seperti gawean Trendypromo Mandira, diberlakukan aturan 1 motor tak boleh dijoki lebih dari 2 pembalap dalam 1 kelas.
“Kalau kondisinya terus seperti ini, bisa-bisa nanti para pemula jadi enggan untuk ikutan ba-lap. Karena udah ciut duluan. Ujung-ujungnya balapan makin ke sana makin berkurang animonya,” prediksi Ute.
Atas dasar itulah kemudian muncul wacana untuk mengkategorikan pembalap layaknya di ajang road race, ada pemula dan seeded. “Kalau di PP IMI belum ada wacana tersebut. Tapi di Jawa Barat tahun ini (2014) mau dimulai,” beber H. Rio Teguh, Ketua Pengprov IMI Jawa Barat sekaligus pemilik tim Anker Heliot Racing Team (AHRT), Bandung.
Jadinya, lanjut Rio, wacana ini baru akan dikhususkan untuk pembalap Jawa Barat saja. “Yang sudah pro dengan yang rookie nantinya mau dipisah. Untuk yang pro, balapnya di kelas seperti biasa. Sementara yang rookie nanti ada kelas khusus,” tambahnya.
Namun, wacana tersebut kata Rio baru rancangan. “Semoga dalam rakerprov (rapat kerja provinsi) tanggal 9 Januari ini usul tersebut diterima oleh rapat kerja klub-klub IMI Jawa Barat,” harapnya.
Menanggapi rencana pengda IMI Jabar tersebut, beberapa pembalap yang mengantongi KIS Jabar langsung setuju. "Bagus kalau dipisah seperti itu. Secara psikologis, para pemula jadi punya harapan untuk menang. Jadinya balapan bakal selalu ramai," Ahmad Syafi'i, joki privateer yang lama berprestasi di balapan lurus Jabar.
Aturan pembagian kategori pembalap harus ada penegas. Patokannya apakah berdasarkan prestasi, usia, atau lamanya turun di drag meskipun prestasinya pas-pasan.
“Seandainya ada pembalap muda yang prestasi bagus dinaikan kasihan juga. Terus, ada joki dah bangkotan di-biarin di pemula. Biar adil harus timbang benar-benar,” tutup Ardiansyah Ucil, dragster AHRT yang asli Karawang.
Semoga jadi! (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR