Lumrah dan alamiah kalau seseorang itu ngantuk. Terlebih anak-anak. Kena desiran angin, mata bakal merem melek. Tapi ingat, ini berbahaya kalau anak sebagai boncenger.Tidak jarang kita melihat seorang anak tubuhnya sempoyongan saat dibonceng.
Emi, Salah seorang pengendara wanita yang kerap menjemput anaknya ke sekolah mengaku sangat hati-hati ketika membonceng anaknya. Ia bilang kalau untuk mengantar di pagi hari, si anak masih terlihat segar. “Saya boncenginnya di belakang,” jelas ibu dari Zahra siswi kelas tiga di sebuah sekolah dasar.
Namun, ia mengaku pernah mengalami hal yang membahayakan lantaran membonceng di belakang saat menjemput sang anak. Ketika itu, si anak sudah lelah selama sekolah, dan mulai mengantuk. “Sekitar jam 12 siang. Ya.. jam-jam enak buat anak-anak tidur,” katanya.
Makanya, ia langsung memindahkan sang anak ke depan ketika menjemput. “Kalau di depan saya bisa melihat dan mengontrol jika si anak sudah mulai nunduk dan badannya doyong,” ungkapnya.
Meski sebenarnya membonceng di depan tidak begitu disarankan lantaran si anak menjadi tameng angin orang tuanya dan susah dalam mengendalikan motor. Namun ini jauh lebih baik jika dibanding dengan membonceng di belakang. “Ya.. memang lebih sulit kalau bonceng depan. Serba salah. Kalau di belakang takut jatuh saat motor berjalan,” bilang ibu yang tinggal di Kedaung, Jakarta Selatan ini.
Makanya, cara mengatasinya, ia selalu melengkapi anaknya dengan peranti seperti helm dan jaket bagi si anak. “Paling nggak meminimalkan terpaan angin buat si anak. Ya.. ini jauh lebih aman, daripada saya membiarkan ia pulang sendiri dengan angkutan umum yang kadang kurang aman juga untuk anak,” tutup ibu berjilbab ini. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR