Pembalap dunia macam Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, Marc Marquez dan lain sebagainya, bisa punya nama besar dan sukses dalam karirnya, pasti berangkat dari disiplin. Bukan cuma dalam latihan, tapi juga disiplin dalam mengikuti semua aturan balap. Kalau gak disiplin, mereka bisa saja ‘ditendang’ alias dipecat keluar dari balapan.
Ajang balapnya sendiri bisa besar dan dikemas bergengsi karena diterapkan di-siplin di dalamnya. Mulai dari menajemen balap, safety hingga aturan mainnya. Jadi, balapan tidak asal-asalan, dan pembalap dilarang keras melanggarnya.
Hal itu yang coba diterapkan dalam ajang adu kebut lintasan lurus TDR International Drag Bike Championship (TIDBC), bekerja sama dengan FR Action Events sebagai pelaksana. Salah satu aturan yang pantas ditiru, yakni diwajibkannya pakai baju balap lengkap alias racing suit di kelas Super Matic FFA dan Super FFA Open. Sanksinya bila ogah pakai, dipecat dari balapan tanpa pesangon.
“Walau cuma balapan lurus, resiko terjatuh pasti ada. Apalagi, di kelas yang performa motornya besar. Lari motor bisa saja liar. Makanya kami wajibkan semua starternya menggunakan wearpack lengkap. Dari pada nanti ketika terjatuh badan mereka beset-beset,” bilang Benny Rachmawan, Manajer R&D PT Mitra2000 selaku penyelenggara TIDBC.
Mending kalau cuma lecet, bagaimana kalau patah tulang lantaran badan tidak terlindung dengan baik? Iiihh seyem!
“Memang seharusnya pakai wearpack, lebih safety. Lagian kalau pakai wearpack, penonton bisa tau pembalap tersebut siapa dan dari tim mana. Karena wearpack umumnya didesain khusus dan bisa taro logo sponsor. Kalau jaket, bisa saja sama dengan pembalap lain,” timpal M. Saiman, dragster tim MC Racing TDC, Jakarta.
Menurut Benny, baru pihaknya yang berani mewajibkan pemakaian wearpack ini. “Ke depannya akan diberlakukan juga di kelas lain. Tapi bertahap, biar peserta jadi terbiasa. Kami ingin drag bike bisa jadi balapan yang bergengsi dan profesional kayak balap lainnya. Tidak terkesan balap liar yang dikasih trek khusus lantaran penampilan starternya cuma pakai jeans dan kaos alakadarnya,” imbuhnya.
“Toh pakai wearpack tidak akan sampai membuat kelebihan bobot. Berat wearpack kan gak seberapa. Daripada nambah beban di sana-sini, malah bikin motor jadi tidak stabil,” tukas Raymond Gunawan, Komisi Teknik Balap Motor PP IMI beberapa waktu lalu dalam ajang senada di Cikarang, Jawa Barat.
Masalahnya masih ada anggapan untuk apa pakai racing suit karena balapan lurus hanya butuh sepersekian detik. Lagian juga hanya lurus.
Tapi, yang namanya balapan tetap saja balapan. Resiko tinggi di depan mata dengan kecepatan di atas kecepatan harian.
“Mungkin kalau sudah kecelakaan baru tahu rasa. Meski cuma lurus, tapi kecepatan tinggi dengan waktu sepersekian detik tingkat kecelakaannya juga tinggi,” timpal Ardiansyah Ucil, joki balapan lurus asal Bekasi.
Makanya, secepatnya PP IMI meletakan aturan tegas racing suit untuk joki drag sebelum ada yang mengalami kecelakaan parah, atau kematian. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR