Tongkrongan Azer Motor, agak sepi waktu MOTOR Plus hangout dua minggu lalu. Pentolannya, Deking tidak tampak di bengkel. “Nggak seperti biasanya nih!” tanya kami. Anak buahnya ngasih informasi.”Dia sakit, Bro! Nggak bisa jalan, nggak cuma dia sekeluarga sakit, istri, anak juga mertua,” katanya.
Usut punya usut, Deking dan keluarganya terserang penyakit Chikungunya. Dari sisi medis, penyakit ini berjangkit di suatu kawasan disebabkan virus keluarga Togaviridae (genus alphavirus) ditularkan nyamuk Aedes Aegypti.
Nama yang familiar kan? Ya, nyamuk ini juga yang jadi biang kerok terserangnya penyakit demam berdarah. Tergolong nyamuk urban, doyan hangout di perkotaan, di sela tumpukan mesin atau lokasi yang sulit dijangkau. Untuk berkembang biak dia juga doyan bertelur di air bening yang langganan menggenang lama.
Kebetulan bengkel Azer yang juga membuka steam motor sering ada genangan air. Makin afdal, telur Aedes Aegypti tadi juga tahan kering. Artinya sanggup bertahan sebulan dalam keadaan kering. “Kata dokter sih memang nggak mematikan, Bro. Tidak seperti demam berdarah, tapi nyiksa banget,” aku Deking.
Awalnya ia mengeluhkan pusing. “Setelah itu menyusul demam tinggi, badan panas sampai 39 derajat. Tidak sampai di situ, semua persendian juga mengalami rasa nyeri teramat sangat. Terutama di lutut, pergelangan tangan, jari kaki serta tulang belakang.
Dr. Silvia M., mengatakan, penderita akan mengalami deman selama lima hari. Pada anak kecil akan terjadi demam mendadak, rasa sakit di otot dan pembekakan kelenjar getang bening,” jelas dokter yang ambil spesialis anak ini.
Tidak seperti demam berdarah, Chikungunya nggak menimbulkan pandarahan, shock atapupun kematian. Saat terserang mekanik dan builder ini langsung dibawa ke klinik medis terdekat. ”Di sana saya diberi beberapa obat seperti Voltadex dan Theradex,” lanjut Deking.
Ia juga bilang, tidak hanya ia yang diserang, keluarga yang ada di sekitar bengkelanya juga ikutan diserang. Bahkan beberapa tetangga juga ikutan terkena penyakit yang sama.
Masih menurut dr. Silvia, soal penyakit, terkait dengan kebersihan bengkel apalagi saat banjir ini adalah Leptosirosis. “Peristiwa banjir juga bisa menjadi penyebab seseorang terserang infeksi virus ini. Air yang terkontaminasi urin binatang yang mengidap bakteri ini biasanya menjadi penyebab seseorang terjangkit leptospirosis,” ungkapnya.
Bakteri ini dapat bertahan di PH air yang normal, bahkan sampai 4 minggu. Makanya, serangan penyakit ini rentan menyerang ketika musim banjir tiba.
Menurutnya, tanda dari penyakit ini, ada banyak sekali tanda jika seseorang mengidap leptospirosis. Gejala klinik yang biasanya timbul seperti sakit kepala (kleyengan), nyeri otot, demam, perut mual, sakit, kondisi tubuh menggigil, batuk-batuk, sakit tenggorokan, dan lainnya. Masa inkubasi dari leptospirosis sendiri antara 2 hari sampai 3 minggu. Dan biasanya, penderita akan mengalami nyeri di kepala, nyeri otot, dan badan menggigil sebagai gejala awal penyakit leptospirosis. Jika berat, gejala terkadang disertai adanya perdarahan.
Hati-hati ikut terserang. Ayo benahi tempat hangout dan bengkel masing-masing. Hindari genangan air, terlebih sekarang lagi musim banjir! (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR