Motor menerjang banjir pasti punya risiko. Begitu juga ketika motor terendam air. Setelahnya harus diservis dan dibongkar. Pastinya ada biaya servis setelah motor kena banjir.
Wedijanto Widarso, General Manager Technical Service Division PT Astra Honda Motor menyebutkan pengendara meski tahu letak komponen-komponen vital motornya. Misalnya, filter udara motor yang dikendarai. “Berapa perkiraan tingginya. Jika kedalaman air lebih tinggi dari letak komponen itu, sebaiknya jangan menerjang banjir,” jelasnya.
Tanto Aridewo, Koordinator Aftersales Service Yamaha Direct Distribution System, Jakarta menambahkan untuk genangan yang tidak terlalu tinggi misalkan sekitar 30-40 cm saja, kemungkinan air bercampur oli sangat besar. “Gelombang air yang ditimbulkan dari gerakan berkendara bisa lebih tinggi dari ketinggian air sebenarnya,” jelas pria yang berkantor di Jl. Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Menurutnya, kondisi paling ringan dari dampak banjir pada mesin, membuat pemilik harus menservis. Makanya, perhitungkan biaya servis setelah motor kena banjir. “Penggantian berkisar pada busi dan filter udara, plus biaya servis,” jelasnya.
Untuk servis sedang, tidak beda jauh dengan servis ringan. “Hanya nambah oli saja. Cuma kalau untuk motor matik agak sedikit mahal. Karena harus mengganti bagian daleman CVT. Makanya, untuk pemilik motor berpenggerak otomatis hindari saja lah kalau ada genangan yang cukup tinggi,” bilang Tanto.
Nah, yang repot biaya servis setelah motor kena banjir jadi harus turun mesin karena piston pecah atau connecting rod bengkok. “Ini harus belah mesin. Biayanya mencapai jutaan,” sebut Tanto.
Baik Tanto maupun Wedijanto menyarankan pengendara yang memang terpaksa harus melewati jalur banjir, sebaiknya mematikan motor. “Dorong saja. Jangan dinyalakan. Ini jauh lebih aman,” sebut Tanto.
Sebab, kita tidak bisa mengetahui apakah air telah nyelinap ke dalam ruang mesin atau tidak. Jika telah masuk dan terjadi water hammer dampaknya bakal parah. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR