
Rupanya gagal menjalani bisnis konveksi yang kemudian banting stir ke usaha bengkel membawa hikmah tersendiri dalam hidupnya. “Mungkin sudah jalannya dari Atas sampai akhirnya saya bisa koleksi lebih dari 100 motor tua dari beberapa merek, tipe,” ujar pria ramah ini lagi.
Berburu motor lawas dan merawatnya terbukti bisa jadi kegiatan rutin buat Thamrin. “Kesibukan ini punya kepuasan sendiri. Terutama jika ia mendapatkan motor yang memang sedang diincarnya,” ujar pria hobi pakai celana pendek ini.
Awalnya, pria kelahiran Singkawang, Kalimantan Barat ini mengumpulkan motor Jepang lawas.Mulai Honda, Suzuki dan Yamaha lawas dari berbagai varian. Sampai saat ini jumlahnya sekitar 50-an motor. Juga dengan berbagai kondisi. Dari yang jalan sampai siap dibangun. Salah satu koleksi andalannya Suzuki RD 90 1980 yang di Indonesia memang tidak diproduksi.

Baru sekitar 10 tahun lalu Thamrin mulai keracunan dan menjajaki mengumpulkan kuda besi asal Inggris. Bayangkan saja, pada saat itu saking penasarannya dalam 3 bulan sudah 15 motor Inggris berhasil dikumpulkan. Ada Triumph Speed Twin 1941, Ariel 1961, BSA Side Valve 1941, Norton 1956 dan masih banyak lagi. Saat ini sudah lebih dari 60 motor Eropa berbagai merek dan tipe berhasil dikumpulkan.
Salah satu motor lawas langkanya adalah AJS lansiran 1953. Mencari dan memiliki motor motor lansiran 500 cc ini memang tidak mudah, sekalipun seseorang memiliki banyak uang. Pasalnya, jarang sekali pemilik motor seperti itu mau menjual motor begitu saja. Apalagi, jika AJS itu termasuk collector item.
Wajar deh, sebab bagi Thamrin mengoleksi motor yang paling dinikmatinya justru saat berburu, sampai membangun kembali jadi orisinal. "Menantang sekali, kita harus paham betul ciri-ciri motor yang akan diincar biar enggak dibohongi orang," jelas pria yang punya mekanik pribadi untuk merekomendasi motor.