Banjir yang melanda sebagian wilayah di Tanah Air, membuat berbagai kerugian bagi masyarakat. Sepeda motor yang menjadi sarana transportasi juga ikut kena imbasnya. Karena enggan keluar biaya untuk memperbaiki, tidak sedikit dari masyarakat langsung melego motornya setelah terendam banjir. Lalu bagaimana kondisi motor bekas banjir? Berapa harganya?
Menurut pengakuan beberapa penjual motkas atau motor bekas yang ada di beberapa sentra motkas, banderol motkas terkena banjir tentu berpengaruh pada harga jual. Motor dengan kondisi mesin rusak tentu harga jual lebih rendah.
“Pastinya diperbaiki terlebih dahulu. Meski berbeda, selisih harga tidak terlalu jauh alias beda tipis,” yakin Didi alias ‘Black’, dari gerai motkas TripleB yang buka lapak di kawasan Kedoya.
Banjir yang melanda beberapa kawasan juga diakui ikut mempengaruhi omset penjualan motkas. Para penjual mengaku jualannya menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Wajar memang karena masyarakat umumnya mendahulukan hal yang lebih penting terlebih dahulu di kondisi seperti ini.
“Omset menurun hampir 50 persen. Kalau biasanya dalam sebulan motkas bisa terjual lebih dari 25 unit, di musim banjir seperti sekarang hanya laku sekitar 15 unit,” cerocos Hendra dari Talenta Motor Palmerah, Jakarta Barat.
Para penjual motkas sendiri mengaku malas untuk menjual motor yang pernah terkena banjir. Karena saat membeli motor itu, para penjual terlebih dahulu harus memperbaiki kondisi motor sampai benar-benar prima dan bisa dipasarkan kembali. Tentunya selain banyak biaya tambahan, para penjual motkas juga harus meluangkan banyak waktu untuk mengecek langsung kondisi motor di bengkel.
Bagi yang ingin membeli motkas langsung ke pemiliknya, tentu harus teliti. Tahun pembuatan motor dan angka kilometer bukan lagi jadi patokan utama. Tapi harus teliti melihat kondisi motor.
“Sebenarnya sedikit sulit mencirikannya, apalagi kalau motor itu cuma terendam sementara. Kalau sudah dibongkar dan dibersihkan, kondisinya bisa normal kembali,” yakin Agus Nugroho, kepala mekanik Honda Palmerah Motor.
Agus menuturkan, cara paling sederhana untuk mencirikan motor yang habis terendam banjir adalah melihat cat bagian bodi. Untuk matik, bisa melihat bagian cover dek tengah. Umumnya untuk bagian cover yang cukup lama terendam banjir, akan memiliki warna berbeda dibandingkan warna awalnya.
Suara mesin bisa dijadikan indikasi. Motor pernah dipaksa menerjang banjir, memiliki suara lebih kasar. Air yang masuk ke dalam mesin mengurangi kerja pelumas. Efeknya, jika mesin dipaksa digunakan justru mempercepat komponen di dalam haus. Dengan begitu, suara mesin bakal jadi lebih kasar.
“Memastikan itu semua, terpaksa harus bongkar seluruh bagian mesin. Untuk skubek bisa lihat pada bagian CVT. Jika muncul beberapa komponen yang langsung berkarat. Itu sebuah indikasi kalau motor itu pernah terendam air atau banjir,” tutup Agus. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR