Pembinaan pembalap kuncinya di sirkuit. Trek yang layak akan bikin rider tambah ilmu. Minimal kelayakan sirkuit dilihat dari desain sirkuitnya. Mungkin bisa dilihat di Mandasarin Noname Open Road Race (MNORR) 2014 yang digelar di Yon Armed 9 Sadang, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu lalu (1/2) .
Sirkuit dadakan yang panjangnya 1.000 meter itu dirancang kombinasi, trek lurus, putar balik, dan tikungan. Semakin menantang untuk 400-an starter MNORR aspal trek diguyur hujan seharian.
“Sirkuitnya kelihatan gampang. Padahal lumayan sulit. Apalagi, kondisi basah. Harus ekstra waspada dengan batas pengereman, pengambilan racing line dan memainkan tuas rem secara halus. Salah perhitungan bisa berabe bro. Trek seperti ini cocok untuk pembinaan, khususnya untuk pembalap pemula lokal,” ujar Arie Ocktan pembalap asal Bandung yang tahunh ini membela tim Gyan NK Racing Team ini.
Trek di Sadang memang bisa memacu adrenalin pemula. Bukan cuma aspal sirkuit yang dibasahi hujan, tapi juga ada beberapa permukaan aspal yang terkelupas dan mengeluarkan kerikil kecil.
“Bener banget. Kondisi aspal di tiku-ngan perlu perbaikan. Terutama di R2 yang bikin handling jadi kurang maksimal. Di bagian lain ada pasir dan kerikil. Panitia harus lebih sigap,” sahut Julio Usmanus rider asal Karawang dari tim KRS CV Giri Cilik ini.
Dengan trek seperti di Sadang, pemula bisa belajar. Belajar atasi fakta sirkuit yang kondisinya kurang normal.
“Manajer jadi ekstra cerewet ke pembalap. Terutama pembalap pemula macam supaya aku lebih hati-hati saat ngerem dan buka gas,” tutup Julio pembalap bernomor start 238. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR