Unsur dasar pembeda antara ban balap dan harian ada pada jenis oil alias pelumas dan benang atau serat. Tingkatan pelumas dan seratlah yang akan menentukan tingkat soft dan kekuatan karet bundar menerima perpindahan daya dari mesin.
“Semakin tinggi spesifikasi pelumas sebagai campuran kompon, semakin lunak kompon,” timpal Dodiyanto, Product Development PT Gajah Tunggal, produsen ban IRC.
Bisa jadi ban harian menggunakan pelumas yang bikin kompon jadi soft. “Tapi, spesifikasi oil-nya akan dibawah ban khusus untuk balap,” tambah Dodi.
Untuk benang, material bahannya sejenis nilon. Sedangkan untuk balap, pakai serat kevlar. Tapi, paling tinggi materialnya disebut amarid yang biasa dipakai untuk ban balap di MotoGP,” ujar Riza, Marketing Division PT Suryaraya Rubberindo Industries (SRI).
“Semakin tinggi level benang atau serat yang dipakai, semakin baik ban menahan beban traksi dan putaran mesin,” timpal Dodiyanto, Product Development PT Gajah Tunggal (GT), produsen IRC.
Nilon dipakai ban harian karena kecepatannya lebih rendah dibanding motor balap. “Akan diuji material benang di ban saat menikung. Semakin tinggi kecepatan, butuh serat minimal kevlar,” urai Riza yang berkantor di kawasan Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
“Seandainya pakai nilon untuk ban balap, enggak bakalan tahan. Beban momen akselerasi mesin balap tinggi. Pas nikung kencang bisa jatuh,” timpal Dodi.
Artinya, semakin tinggi material benang akan sanggup menahan beban dari perpindahan tenaga mesin. Inilah yang berbeda dari ban harian. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR