Kalau nggak terlalu penting, lebih baik berpikir ulang bonceng buah hati terutama bayi di bawah umur 3 tahun. Nggak bisa dihindari, membonceng bayi di atas motor timbulkan guncangan, apalagi kondisi jalanan sekarang yang bumpy malah rusak parah. Saat dibonceng, bayi akan terguncang hebat.
Ayo kita simak informasi yang datang dari Asosiasi Dokter Anak Jerman. ”Guncangan keras selama lima detik saja, sudah cukup merusak fungsi otak,” jelas dokter Hans Juergen Nentwich.
Mereka bikin riset dan menemukan data mengejutkan bahwa ada 100 bayi Jerman mengalami kerusakan otak akibat diguncang-guncang pengasuhnya.
Logika kita, guncangan pengasuh bayi mungkin saja tidak seberapa ketimbang guncangan bayi yang dibonceng naik motor. Cedera akibat terbebani guncangan ini sangat parah. Bayi bisa mengalami kerusakan otak, kebutaan, epilepsi, kesulitan berbicara, kesulitan belajar, bahkan bisa sampai kesulitan koordinasi.
Tidak sampai di situ saja, guncangan keras yang dialami bayi bisa mengakibatkan sindrom kematian mendadak alias shaken baby syndrome. ”Seperti efek pendulum. Tulang leher pada bayi masih belum kuat menahan beban. Guncangan membuatnya bergoyang ke depan, belakang juga samping. Goyangan ini bisa mengakibatkan pendarahan di dalam otak. Ini masalah serius yang mengakibatkan masalah yang berlangsung permanen,” tambah dr. Raisa Mentari, ahli medis dari sebuah klinik.
Apa boleh buat terpaksa dan harus membonceng bayi di atas motor, beberapa hal perlu diwaspadai. Mengurangi risiko cedera, tempatkan bayi di antara rider dan boncenger. Paling utama adalah selalu menyangga kepala bayi dengan tangan.
Tapi mengingat bahaya yang kelewat besar, dianjurkan dengan sangat menghindari bonceng bayi di motor. Karena memang masih sangat rentan. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR