Judul di atas bukan mengada-ngada. Sudah baca ulasan upgrade performa Suzuki Satria F-150 ala Bintang Racing Team (BRT) di edisi kemarin? Yup, dari uji dyno, kitiran mesin hyper underbone buatan Suzuki ini mampu tembus hingga 14 ribu rpm. Padahal kapasitas mesin masih standar lho.
Pastinya, pencapaian tersebut perlu ubahan yang tidak sedikit pada mesin. Diantaranya seperti yang sudah Em-Plus ulas kemarin. Namun umumnya untuk mendapatkan putaran mesin yang enteng dan bisa berkitir tinggi, yang kerap dilakukan mekanik adalah mengurangi beban putaran mesin.
Salah satunya dengan mengganti magnet atau rotor pakai yang lebih kecil. Selain itu, sistem pengapian diubah jadi total loss guna menghilangkan hambatan dari gaya magnet. Tapi, langkah ini biasanya hanya diterapkan pada pacuan balap. Karena pada total loss, sistem pengisian ke aki dan kelistrikan lampu depan tak lagi dipakai.
Nah, magnet atau rotor kecil yang sering digunakan yakni punya Yamaha YZ125. Seperti diaplikasi BRT pada Satria F-150 pacuan Harlan Fadhillah yang bisa tembus 14 ribu rpm itu. “Magnetnya pakai YZ125, pulsernya tetap standar bawaan Satria F-150,” papar Tomy Huang, bos BRT di Cibinong, Jawa Barat.
Kalau ente tertarik ingin mengaplikasinya di Satria F-150, siapkan saja magnet milik Special Engine Yamaha tersebut. Di pasaran, peranti ini umumnya dijual sekitar Rp 1 juta - 1,2 juta (hanya magnet saja).
Trus bawa magnet itu ke tukang bubut untuk disesuaikan lubang buat dudukannya ke kruk as, berikut got untuk tatakan spi magnet. “Lubang dudukannya dibikin menirus (mengerucut) sesuai bentuk as crank shaftnya Satria. Lalu, got dudukan spi magnet YZ125 agak diperdalam sedikit,” terang Baron, teknisi BRT.
Jika sudah, minta juga dibuatkan braket atau dudukan untuk pulser. Bahannya bisa dari plat aluminium atau duralium yang biasanya ada di tukang bubut. Posisi pemasangan braket ini nantinya ditempatkan di bagian kanan atas magnet (lihat gambar). Jadi, untuk dimensinya disesuaikan dengan ruang yang ada dan posisi penempatan pulser.
“Sebelum membuat lubang untuk dudukan baut pengacing pulser di braket buatan, harus diukur dulu posisi tonjolan sensor pulser (pick up coil) terhadap ujung tonjolan di magnet (pick up pulser) saat piston berada di TMA,” jelas Baron.
Rentang keduanya, lanjut Baron, diatur antara 13º - 15º sesuai kebutuhan. Maksudnya, posisi tonjolan pulser berada di 13º - 15º dari ujung tonjolan di magnet saat piston di TMA. Selain itu, jarak antara tonjolan sensor pulser ke permukaan tonjolan di magnet dibikin sekitar 0,6 mm. “Ngukurnya bisa pakai feeler gauge,” imbuhnya.
Baru deh setelah didapat posisi yang pas, tandai bagian yang akan dilubungi di braket buat dudukan baut pengancing pulser pakai spidol. Lalu, minta tukang bubut untuk dibuatkan 2 buah lubang berdrat untuk baut 8 mm sebagai pengancing pulser.
“Kalau ogah repot, siapkan saja kocek Rp 1,5 juta. Sudah dapat magnet YZ berikut braket pulsernya dari kami,” tukas Tomy. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR