Performa Honda CBR 150R standar bisa dibilang lumayan. Tapi, bagi sebagian pembesutnya ada yang menganggap kurang galak. Nah, kalau ingin dibikin lebih greget tanpa bore up dan korek mesin, ada lho triknya.
Seperti yang diterapkan bengkel Shutter Speed Don 68 Racing di Komp. Prima Indah V Blok PP No.1 Wijaya Kusuma, Daan Mogot, Jakarta Barat pada duo CBR nopekgo milik customernya.
“Untuk beginner, enggak usah yang terlalu muluk dulu. Coba ganti saluran gas buangnya. Trus, rasakan bedanya. Kalau masih belum puas juga, baru deh mengganti part lain,” bilang Donny Mochtar, punggawa Shutter Speed. Sebab peranti yang satu ini, lanjut Donny, jika dapat yang spesifikasinya pas dengan mesin, kenaikan powernya bisa banyak.
“Kebetulan dulu dapat knalpot dari TDR Thailand untuk CBR 150R. Ada banyak deh, tapi produk lama. Tadinya mau saya lelang. Tapi, begitu mekanik saya perhatikan konstruksi knalpotnya, mulai dari diameter leher hingga panjang pipanya, ternyata katanya bagus. Ya, jadinya saya keep dulu,” tutur Donny.
Ada dua macam knalpot TDR dari negeri Gajah putih ini. “Yang satu steel chrome, satunya lagi full stainless. Modelnya sih biasa, tapi ketika dites di atas dyno pada CBR 150R standar, hasilnya mengejutkan,” akunya.
Sebagai perbandingan, max power CBR nopekgo standar pabrik saat diukur mesin DynoMite milik Ultra Speed Racing (USR) di Kebon Jeruk, Jakarta Barat terukur 15,76 hp @10.642 rpm. Torsi puncaknya 11,28 Nm @ 8.857 rpm.
Nah, ketika saluran gas buang diganti pakai bikinan TDR steel chrome berbanderol Rp 1,9 juta, tenaga maksimum terkatrol jadi 18,29 di putaran 10.979 rpm. Artinya kenaikan sebanyak 2,53 hp. Sedang torsi puncaknya terkoreksi jadi 13,03 Nm di 8.881 rpm (naik 1,75 Nm).
“Itu tanpa pakai piggyback atau ECU stand alone. Baru knalpot. Kalau timing pengapian dan debit bensinya diatur ulang (lewat piggyback atau ECU stand alone), hasilnya bisa lebih tinggi lagi,” imbuh Donny.
Eh, ternyata benar. Saat CBR 150R yang satunya lagi didyno, didapat max power sebesar 20,04 @11.423 rpm. Sementara torsi tembus 14,09 Nm @ 8.614 rpm. Motor milik Bimo ini pakai knalpot TDR full stainless Rp 3,1 juta.
“Diameter leher dan panjang pipa knalpotnya sama dengan yang steel chrome. Diameter luar lehernya 33 mm, sedang diameter dalam 31,5 mm. Ukuran segitu menurut hitungan saya pas buat CBR 150,” beber Patar Sianipar, mekanik Shutter Speed Don68 Racing yang dulu sering nge-tune mobil drag race.
Selain itu, lanjut Patar, ECU standar diganti pakai jenis stand alone keluaran Api Tech yang dilego paket Rp 6,2 juta berikut mapping dan uji dyno, agar bisa setel ulang timing pengapian dan kucuran bensinnya. “Fuelnya saya atur sampai dapat air fuel ratio (AFR) 13,2 : 1. Lalu timing pengapian disetel paling maju 35º sebelum TMA,” jelasnya. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR