Di atas kertas, bila dilihat dari spesifikasi mesin, CBR 250R yang mengusung diameter piston lebih gede dari Ninja RR Mono, yakni 76 mm (CBR 250R) vs 72 mm (Ninja RR Mono), pasti di putaran atas bakal unggul CBR 250. Sementara Ninja RR Mono cenderung lebih mantap di torsi karena punya stroke lebih panjang (61,2 mm) dari CBR 250R yang cuma 55 mm.
Eit, nanti dulu! Ternyata dari hasil test dyno menggunakan mesin DynoMite keluaran Amerika milik bengkel Ultraspeed Racing (USR) di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sejak putaran 4.500 rpm hingga 10.000 rpm power Ninja RR Mono terus mengungguli CBR 250R. Selisihnya bisa 1 sampai hampir 4 hp, lho!
Untuk peak power, dapur pacu Ninja RR Mono sanggup memuntahkan tenaga hingga 26,24 hp/10.479 rpm. Sementara CBR 250R cuma tembus 22,34 hp/9.570 rpm. Keduanya mampu berkitir hingga putaran 10.500 rpm. Selebihnya dibatasi oleh limiter.
Kalau urusan torsi, memang terbukti Ninja RR Mono masih di atas angin. Baik itu dari putaran awal hingga puncak. Sport 250 cc terbaru pabrikan berlambang K ini sanggup membukukan torsi maksimum sebesar 21,42 Nm di 8.032 rpm. Sementara CBR 250R hanya meraih 19,8 Nm di 7.445 rpm.
Tapi, pastinya masing-masing punya keunggulan dan kekurangan. Dengan torsi yang meledak-ledak, Ninja RR Mono saat dibawa jalan santai atau pelan, terasa kayak mau nyundul-nyundul gitu. Maunya dikebut aja. Seperti karakter mesin motor adventure deh. Maklum, konon basisnya diambil dari KLX 250. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR