Alasan Ducati pindah ke kategori Open Class (OC) usai tes di Sirkuit Sepang, Malaysia yang kedua, adalah karena mereka ingin tetap ingin riset di musim berjalan. Sementara regulasi untuk kategori Factory Bike (FB) adalah tidak membolehkan hal tersebut. Alasan kedua adalah karena ternyata Ducati mampu tampil kompetitif menggunakan software ECU baru dari Magnetti Marelli yang lebih kompleks.
Tapi keputusan Ducati justru berbuah protes dari tim Repsol Honda. Sementara Dorna Sports selaku promotor balap, pun tak ingin manufaktur motor asal Italia itu terlalu diuntungkan. Hingga keluarlah regulasi baru dengan spek teknis 9 jatah mesin per musim dan 22,5 liter jatah bbm per race di kategori Factory Bike 2 (FB2). Namun hingga sekarang belum ada keputusan dari Grand Prix Commission (GPC) tentang hal tersebut.
Kalau diamati secara seksama, tidak perlu lah Ducati pindah ke kategori OC. Toh mereka adalah tim utama dan memang manufaktur. Hanya saja kategori FB yang harus dibikin lebih fleksibel. Artinya, dikembalikan pada kondisi yang dialami Ducati. Mereka harus tetap berada di kategori FB, tapi mendapat pengecualian.
Jika memang mereka sama sekali tidak kompetitif seperti tahun lalu hanya bisa bertarung finish di posisi 10 besar, harusnya diperbolehkan tetap melakukan riset dan pengembangan mesin. Pastinya mereka butuh jatah mesin yang lebih banyak, karena harus riset. Tapi kalau sudah bisa tampil kompetitif (bisa menang, atau konsisten podium), secara otomatis harus kembali menggunakan kategori regulasi full FB.
Nah, jika Ducati dibikinkan kategori khusus seperti FB2, justru akan membuat kondisi semakin rumit. Mengingat terlalu banyak regulasi yang mengatur itu. Cenderung bakal membingungkan. Jadi GPC juga tidak perlu mengatur banyak hal. (motorplus-online.com)
KOMENTAR