Stefan Bradl adalah pembalap yang tidak pernah diprediksi bakal mampu menyodok di urutan terdepan selama beberapa lap pasca terjatuhnya Jorge Lorenzo di lap pertama. Bukan hanya karena ia punya kecepatan konstan dan konsistensi besar, tapi urusan skill juga sudah dimilikinya.
Sayang, performanya berakhir sebelum bertarung ketat dengan Marc Marquez. Padahal sejak tahun lalu Bradl punya impian bisa duel dengan Marquez yang merupakan rival sejatinya sejak ajang balap Moto2.
“Sulit rasanya menjelaskan bagaimana perasaan setelah mengalami insiden di MotoGP Qatar. Tapi dari statistik, ada pengembangan yang sangat besar ketika menjalani balapan. Lantaran saya mengawali balapan dari barisan ketiga di grid start. Tidak ada yang berubah dari caraku bermanuver, tapi kondisi sirkuit memang tidak begitu bagus. Tingkat kelembaban memang sangat tinggi, mungkin itu juga penyebab banyaknya pembalap yang jatuh,” ungkap Bradl.
Tidak ingin menyesali terlalu dalam apa yang ia alami di seri perdana MotoGP, Bradl pun langsung mengalihkan fokusnya di MotoGP Austin. “Yah, sekarang kami harus mengalihkan fokus ke seri selanjutnya di Austin. Dimana sirkuit ini merupakan sirkuit kesukaanku,” pungkasnya. (motorplus-online.com)
KOMENTAR