Tak lagi bertarung di balap road race OMR Honda Tiger, si Macan milik Joko Sarjono ini beralih ke trek lurus nan panjang. Tentunya, seting mesin bisa dibikin bebas untuk melahap panjangnya trek yang mencapai 500 meter.
“Makanya, mesin saya bikin bore up hingga 258 cc,” ungkap John, sapaan beken pria yang workshopnya di Jl. Panti Asuhan No. 2, RT. 003/011, Pondok Aren, Tangerang ini.
Kapasitas silinder yang bengkak itu, akibat pemakaian piston milik Honda CBR 150 oversize 400. Sebenarnya, bore standar Tiger juga 63,5 mm. Iya, layaknya bore standar CBR 150. Tapi, pakai piston CBR, karena piston ini lebih ringan. Jadi, kinerja kruk as memompa kompresi lebih enteng juga. Posisi piston, dibikin mendem 0,6 mm dari bibir silinder.
Usai terapkan piston gambot, John juga membuat langkah piston lebih panjang. “Cukup pakai pen stroke 5 mm saja. Naik-turun jadi 10 mm,” sebut owner workshop TRS John Speed yang punya nomor HP. 0877-7246-3535.
Untuk setang sehernya, pakai milik Honda GL-Pro. Tujuannya, agar tak pakai paking aluminium lagi. Tapi, cukup selembar paking blok orisinal saja.
Dengan langkah yang naik 10 mm, maka total stroke kini menjadi 72,2 mm. So, total kapasitas mesin juga melonjak jadi 258,2 cc. Namun, karena stroke yang diaplikasi cukup panjang, butuh penyesuaian dibagian gigi rasio.
“Gigi rasio 5 dipapas sekitar 1 mm. Kalau enggak bisa mentok dengan setang seher kala proses TMB (Titik Mati Bawah; red),” timpal tunner asli Jogjakarta itu. Begitu juga setang seher. Bagian yang dekat bandul kruk as juga ikut dipapas sekitar 1 mm, dengan tujuan yang sama.
Usai konsentrasi dibagian mesin atas, kini giliran bagian bawah yang kena garap. Selain rasio gigi 6 yang diganti agar lebih close ke gigi 5, John juga mengganti perbandingan gigi primer dan skunder. Jika standarnya pakai perbandingan primer 22 mata dan skunder 68 mata, kini diganti jadi 25 mata (primer) dan 67 mata (skunder). Tujuannya, agar napas mesin jadi lebih panjang. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR