Ketika pertama comot Vespa Ape ini pada 1999, kondisinya hanya sebatas rangka, bodi depan, sepatbor dan sasis. Mesinnya pun dalam kondisi mati total. Untuk membangun kembali hingga sempurna, Ferry Sofyan yang berprofesi dokter ini membutuhkan waktu hingga 8 tahun agar mendapatkan Vespa Ape yang sempurna.
"Restorasi pertama, hanya menggunakan acuan dari gambar di majalah dan buku-buku literatur biasa. Jadi, hanya bisa fokus pada fisiknya saja, dan belum sempurna," buka dokter yang tinggal di wilayah Cibubur, Jakarta Timur ini.
Lalu pada restorasi kedua, fokus pada mesin. Ia berasumsi, karena roda tiga dan basisnya sama dengan Bajaj yang beredar di Indonesia. "Sehingga untuk menghidupkan mesin, mengandalkan mekanik khusus Bajaj," tambah dokter yang parktik di Mall Of Indonesia (MOI).
Mesin hidup, tapi kopling masih bermasalah. Sering nyangkut. Ferry pun baru mengetahui ternyata walaupun dasarnya mesin Bajaj, ada perbedaan di kopling.
"Ternyata, Ape ini tak dilengkapi gigi mundur. Beda dengan Bajaj tahun lama yang dilengkapi gigi mundur," aku pria yang punya 3 koleksi Ape di garasi rumah. 2 Vespa Ape asli, dan satu replika.
Walau sudah terbentuk mirip aslinya, Ferry masih belum puas. Pada restorasi ketiga, barulah didapat restorasi yang sempurna sesuai aslinya. Dengan bantuan rekannya yang tinggal di Italia, ia bisa berhubungan melalui email dengan pabrikan Vespa Italia. Sehingga diperoleh data detail, baik mesin maupun bodi lengkap.
Termasuk ukuran dan bentuk panel-panel pada bagian boncengan. Ukuran panel kayu dari bahan kayu jati ini sesuai dengan aslinya. Makin menonjolkan kesan klasik yang elegan pada bagian boncengan. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR