Upgrade Performa Ninja 250 FI, Edan.... Naik 2,61 Hp Tanpa Oprek Mesin

Motorplus - Senin, 21 April 2014 | 09:14
Langkah korek dapur pacu, tak semua pemilik motor mau melakoninya. Karena sewaktu-waktu mau dikembalikan ke kondisi standar, butuh cost gede lagi.
Langkah korek dapur pacu, tak semua pemilik motor mau melakoninya. Karena sewaktu-waktu mau dikembalikan ke kondisi standar, butuh cost gede lagi.

Uji dyno di atas mesin DynoMite buatan Amerika
Bagi sebagian mekanik, mengaplikasi peranti performa bolt on, belumlah cukup untuk mendongkrak performa. Makanya tak jarang yang kemudian ambil langkah custom.

Untuk dapat peningkatan performa yang banyak, memang tak ada cara lain selain mengganti komponen mesin pakai yang bespesfikasi high performance, atau mengupgrade kinerjanya (korek).

Tapi, langkah korek dapur pacu, tak semua pemilik motor mau melakoninya. Karena ketika sewaktu-waktu mau dikembalikan ke kondisi standar, butuh cost gede lagi. Seperti halnya yang dilakukan Yohanes Auri pada Kawasaki Ninja 250 FI 2013 miliknya.

Filter udara KNN, untuk mancing udara banyak
Pria yang berdomisili di Puri Mansion, Jakarta Barat ini lebih memilih pakai high performance part bersifat bolt on, ketimbang utak-atik mesin 2 silindernya. Namun untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, pria 29 tahun ini membebaskan komponen bolt on tersebut direkayasa.

”Makanya coba akali di knalpot diikuti setting fuelnya lewat piggyback,” beber Hardy, punggawa Top Setup di Taman Meruya Plaza Blok E14 No. 26, Jakarta Barat.

Tapi, sebelumnya untuk memancing pasokan bahan bakar yang banyak, Hardy mengganti filter udara standar dengan keluaran K&N. Dengan logika, “Jika udara yang masuk diperbanyak, maka otomatis fuel bisa ditambah,” terangnya.

Nah, buat nambahin bensin untuk mengimbangi udara yang kian deras, Hardy menyandingkan piggyback Power V Commander (PVC) keluaran Dynojet pada ECU standar. “Piggibacknya dimapping ulang sampai didapat AFR (air fuel ratio) sekitar 13 : 1,” tambahnya.

Piggiback PVC, buat sesuaikan debit bensin
Dalam proses mencari perbandingan udara dan bensin yang diinginkan, Hardy juga sembari nyetting knalpot Leo Vince Cobra yang ditugasi menyalurkan gas buang. “Coba riset headernya (leher knalpot). Dicari diameter yang pas. Modelnya dibikin 2-1,” paparnya.

Dari beberapa kali uji coba, akhirnya didapat diameter leher knalpot yang cucok. “Setelah jajal 3 macam diamater pipa, hasil terbaik didapat ketika pakai pipa berdiameter dalam 1 ¼ inci (38 mm). Sementara pada titip pertemuan 2 header, gue kombinasi dengan pipa berdiameter dalam 50 mm,” jelas Hardy.

Editor : Motorplus


TERPOPULER