Simpang-siur informasi keberadaan PT Bajaj Auto Indonesia (BAI) sebagai pabrikan resmi motor Bajaj di Tanah Air membuat banyak pengguna motor buatan India ini galau. Apalagi beberapa dealer Bajaj sudah tutup, malah labelnya juga sudah berganti. Satu sisi di beberapa daerah masih ada penjualan unit Pulsar. Sialnya soal klaim garansi dan servis motor baru, mereka tidak mendapatkannya.
Seperti keluh-kesah yang dialami Doni Vingki, pemilik Pulsar yang tinggal di Ciputat, Tangerang Selatan. “Sejak beli akhir 2012, kartu garansi tidak bisa dipakai. Bahkan ketika mau servis dan ganti komponen susah dapat,” akunya.
Ia merasa sangat dirugikan karena ketika membeli aman–aman saja. Malah ada informasi pabrikan Bajaj Indonesia akan balik ke India dan begitu saja meninggalkan begitu konsumennya. “Bahkan sekarang dealernya sudah ganti label jadi TVS,” tambah pengusaha apparel ini.
Pihak BAI sendiri sulit sekali dihubungi. Sehingga info hengkangnya Bajaj masih belum bisa dikonfiormasi. MOTOR Plus mencari info melalui jaringan Bajaj yang kini berganti merek. Diah, customer service TVS di Jl. Dewi Sartika, No. 356, Jakarta Timur mengatakan, “Untuk servis motor Bajaj kami masih menerima. Bahkan penggantian part kalau memang tersedia masih bisa dilakukan. Tetapi garansi servis tidak. Servis dikenakan biaya Rp 50.000,” terang cewek yang menyebutkan dulu di lokasi ini merupakan main dealer Bajaj Jabodetabek.
Kelangkaan suku cadang pastinya membuat khawatir pemilik Bajaj Pulsar series. Apalagi populasi motor ini enggak sedikit di Tanah Air. "Part orisinalnya memang semakin langka, seiring tutupnya dealerresmi. Menyiasatinya harus mengandalkan part substitusi dan menggunakan produk aftermarket,” ucap Krisna dari bengkel Xtra Ordinay Motoshop yang bengkelnya mangkal di Jl. Panjang, No. 39, Kelapa Dua, Jakarta Barat.
Bajaj Pulsar sendiri punya banyak tipe. Seperti Pulsar 125 (XCD) dan Pulsar 135 cc dan Pulsar 180, 200 dan 220 cc. Untuk XCD 125 dan Pulsar 135 ada beberapa komponen yang bisa disubstitusi. Fast moving seperti kampas rem belakang, bisa menggunakan milik Suzuki Thunder 125. Namun tidak bisa langsung plek, harus ada sedikit bagian yang disesuaikan terlebih dahulu.
Kedua besutan ini bisa pakai busi NGK C7HSA yang digunakan bebek. Gir setnya, bisa pakai gir belakang milik Honda Tiger, dengan kombinasi gir depan milik Kawasaki Ninja 150R. Kalau rantai, bisa menggunakan tipe motor apa saja asalkan tebal dan panjang sesuai.
Untuk jeroan mesin keduanya bisa mengadopsi kampas kopling milik produk Honda. “Kalau saya disarankan bengkel umum pakai kampas kopling Tiger yang lebih tahan gesek,” ujar Erwin Ananda pemilik Bajaj XCD 125 yang dulunya aktif di komunitas.
Bagian piston, bisa mengadopsi piston milik Suzuki Shogun yang sama-sama menggunakan pin piston ukuran 14 mm. “Harus ada sedikit ubahan di kepala piston dan badan piston. Ini dilakukan supaya lebih aman dan tidak mentok,” tambah Krisna yang dulu bengkelnya masuk jajaran bengkel resmi Bajaj.
Giliran buat Pulsar 180, 200 dan 220 cc. Kampas rem sama seperti tipe kecil, bisa menggunakan part milik Thunder 125. Gir set juga sama, menggabungkan gir belakang Tiger dan gir depan kepunnyaan Ninja 150.
Businya pakai Suzuki Satria F-150 yang berkode NGK CR8EA. Sedangkan kampas kopling, ada dua tipe berbeda. Untuk Pulsar yang pakai tipe rumah kopling tutup, bisa mengadopsi kampas kopling milik Yamaha RX-Z sedikit dimodifikasi. Sedangkan untuk rumah kopling Pulsar lama, bisa aplikasi milik Yamaha Scorpio atau Kawasaki Ninja 150. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR