Kalau Diterapkan, Dijamin Tak Ada Perdebatan Panjang Tentang Sirkuit Di Event Balap Kkejurnas. Tapi, faktanya..?

Motorplus - Jumat, 2 Mei 2014 | 11:42 WIB

Buktinya masalah ketidaklayakan sirkuit masih hangat diperbincangkan di kejurnas MotoPrix region 1, Sumatera, tahun ini. Sebenarnya sirkuit seperti apa yang dituntut tim dan pembalap ke pihak penyelenggara.

“Keinginan tim dan pembalap itu simpel. Kita cuma ingin penyelenggara membuat sirkuit sesuai ketentuan di buku kuning. Itu aja kok,” ujap Rizky Fauzy, Manager Tim Honda NHK Bostar KitaKita Racing Team.

Paling utama masalah panjang lintasan. Di buku kuning, tertera jelas panjang lintasan minimal harus 1.200 meter untuk satu putaran.

Tapi, faktanya masih saja trek di bawah 1.200 meter dipakai untuk MotorPrix. Contohnya MotorPrix region 1, seri III yang berlangsung di Pekanbaru, Riau. Panjang lintasan hanya 900 meter dan lay out trek pun enggak beda jauh dengan balapan tarkam.

Bagi pembalap safety trek paling utama. Meski bermain di sirkuit dadakan, perangkat keamanannya harus sesuai. Seperti pagar pembatas agar penonton tidak terlalu dekat dengan lintasan. Posisi karung dan ban pengaman harus memperhitungkan keselamatan.

“Sirkuit tahun ini di Sumatera sisi jalan kebanyakan langsung trotoar. Patuhi dong posisi karung dan ban harus sesuai dengan buku kuning. Jangan cuma asal pasang. Ini kaitannya dengan nyawa pembalap,” beber Firman Farera, pembalap kawakan dari tim Yamaha RPM NHK FDR AHRS SSS MRT Creampie.

Lay out dan lebar lintasan juga harus jadi perhatian penyelenggara. Di buku kuning jelas lebar trek minimal 6 meter. Kurang dari ini pembalap akan sulit melakukan overtake. Malah, bisa bikin motor terus berbaris seperti kereta dari start hingga finish.

Mekanik yang paling kesal dibuat pusing dengan lay out lintasan yang sering berubah. Padahal, untuk menyesuaikan karakter motor dengan lintasan memerlukan waktu yang tidak sedikit. Namun, terkadang masih ada saja perubahan lay out sirkuit di malam hari sebelum lomba.

“Menyesuaikan motor dengan lin-tasan itu butuh waktu. Kalau bisa, dua hari sebelum lomba sirkuit sudah jadi dan bisa dipakai latihan. Jangan satu hari sebelum lomba layour sirkuit baru dibuat,” keluh Alindo, tunner Yamaha Yamalube RPM BTKS NHK FDR KYB AHRS.

Kalau berpatokan dengan buku kuning, harusnya tidak ada lagi perubahan layout lintasan sebelum race. Di situ tertulis jelas ada tiga kali pemeriksaan yang dilakukan.

Pengecekan sirkuit mulai tiga bulan sebelum lomba, satu bulan sebelum lomba, hingga pemeriksaan satu hari sebelum balapan. Tugas ini dilakukan juri lomba yang ditunjuk PP IMI. Tapi, kenyataannya tentu berbeda. Kok gitu? (www.motorplus-online.com)

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular