Sebelumnya, dibahas, kedua varian dari pabrikan Geng Ijo ini sama-sama mengusung genre naked bike yang street fighter. Tetapi, ketika diajak riding, baru deh ketahuan lebih nyaman siapa untuk diajak berkendara di perkotaan.
Buat tolak ukur, EM-Plus menurunkan dua test rider dengan postur tubuh berbeda. Eka, dengan spek ‘rame’ 178 cm/ 62 kg jajal kedua varian sport 250 cc ini bareng dengan Nurul yang punya spesifikasi ‘rangka’ 169 cm/ 55 kg. Harapannya, dengan perbedaan postur tubuh ini, bisa mewakili rata-rata postur tubuh bikers di Indonesia.
Nyemplak Z250, buat Eka yang punya postur tubuh tinggi, enggak masalah. Posisi riding motor dua silinder ini, tidak membuat badan tertarik ke depan. Mungkin, karena ukuran panjang lengan tak membuat handling menjadi kaku. Hal yang sama juga dialami Nurul ketika coba bertukar varian. Meski ukuran tangan tak sepanjang Eka, “Posisi riding Z250 masih terasa lebih santai,” ujar Nurul.
Namun, ketika coba menyemplak Z250SL, barulah terasa perbedaannya. Meski sudah mengaplikasi setang lurus yang ditopang raiser, tetapi badan Nurul sedikit diajak lebih maju ke depan. Hal ini, bisa disebabkan model setang yang berbeda ketimbang Z250. Di Z250SL, setang yang diaplikasi tak terlalu menyudut ke dalam. Maksudnya, tak terlalu mendekati tubuh pengendara.
Akibatnya, tubuh rider yang kudu mengikuti posisi setang. “Apalagi tenaga Z250SL terasa lebih menyentak-nyentak di putaran bawah. Beda dengan Z250 yang terasa halus tenaganya di setiap putaran mesin. Akibatnya, tangan harus selalu sigap,” timpal Nurul.
Namun, kondisi yang dialami Nurul, tak terlalu dialami Eka. Lagi-lagi, ini disebabkan ukuran panjang lengan yang berbeda dengan Nurul. Jangkauan lengan memegang setang Eka sekitar 56 cm. Sedangkan Nurul, hanya 43 cm. Tuh kan! Ini salah satu alasan kenapa posisi riding Z250SL tetap santai buat Eka.
Nah, bicara karakter mesin, seperti yang dikatakan Nurul di atas tadi. Memang, dengan spek satu silinder, torsi yang ditawarkan Z250SL terasa menghentak. Mungkin, karena basis mesin yang diusungnya dari Kawasaki KLX 250 yang motor pacuan garuk tanah. Jadi, torsi lebih berbicara.
Sedangkan Z250, usung mesin New Ninja 250 yang dua silinder. Mesin ini, cenderung memiliki power yang muntah di putaran atas. Yaitu, di 10,500 rpm. Makanya, buat riding perkotaan, secara keseluruhan lebih nyaman pakai Z250. Kecuali, jika sobat memang bikers yang agresif! Silakan semplak Z250SL yang lebih ringan dan lincah. Kan SL = Super Light! (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR