Wilman Hamman alias Willy Hammer sanggup merangsek ke-5 besar. Padahal, saat babak QTT, Sabtu (10/5), Willy tercecer di urutan lima besar.
“Sampai QTT masih kerasa banget rebound sokbreker belakang lambat. Kalau harus cepat balik kanan-kiri bagian belakang selalu geser,” ujar rider yang bergabung di tim Astra Motor Racing Team Jogja.
Pagi Minggu di sesi warm up perubahan dratis diperlihatkan Willy. Di trek sepanjang 4,12 km itu di sanggup mengoreksi catatan waktu rata-rata 0,5 detik.
Saat QTT, Willy rata-rata time yang dibukukan 1 menit dan 39 detikan. Di sesi pemanasan berubah total jadi rata-rata 1 menit dan 38 detikan.
Hasilnya saat balapan, catatan waktu rata-ratanya berulang saat pemanasan. Bahkan, lap time Willy sempat masuk ke 1 menit dan 37 detik. Makanya, dia bisa menyodok posisi lima besar.
“Kami minta ganti per sok belakang. Awalnya ragu mau minta ganti sebelum QTT. Coba gantinya sebelum QTT, pasti pas balapan hasilnya bisa beda karena posisi startnya bisa masuk 10 besar,” sesal Willy yang didampingi Sugeng Budiarto, sebagai mekanik.
Begitu juga dengan Andi Farid Izdihar. Pembalap yang akrab disapa Andi Gilang ini dapat wild card untuk SAATC seri II. Di babak pemanasan dia mencoba hasil setting ulang sokbreker depan setelah QTT di hari sebelumnya.
“Terasa waktu QTT, kalau mau keluar tikungan, sok depan mantulnya cepat banget. Tapi, setelah motor berdiri dan buka gas full hilang mantul-mantulnya,” ujar Andi. Catatan waktunya pun membaik dengan rata-rata 1 menit dan 38 detikan. Sayangnya, Andi terlambat saat star. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR