Riding positionnya juga kata Abidin dirancang senyaman mungkin buat harian. Dimainkan dari sudut tri angle-nya, antara posisi setang, jok dan footstep. Hasilnya saat Em-Plus coba jajal duduk di atas jok yang didesain menganut double seater, posisi badan memang terasa lebih rileks dan agak tegak. “Ini biar bikin badan gak cepat letih meski motor dikendarai lama.
Tak cuma itu, biar mudah dikendalikan saat nyelap-nyelip di kamacetan ibu kota, tangki motor bagian bagian bawah dibikin agak ramping dibanding rivalnya. Sehingga membuat posisi paha dan lutut tidak terlalu ngengkang. “Pokoknya benar-benar dikonsep superbike yang nyaman dipakai harian. Mau dipakai ke pasar, mini market, cafe atau kemana pun tetap oke,” imbuhnya.
Beralih ke kaki-kaki, di sektor belakang swing arm saat diperhatikan bentuknya asimetris. “Yang sebelah kanan dibikin melengkung kayak pisang. Itu karena untuk mengakali desain knalpot yang mufflernya dilarikan ke samping kanan. Tapi keseimbangan beratnya pasti juga dipikirkan,” jelas Abidin.
Tapi, kok monosoknya pakai sistem langsung, gak pakai link? “Sebenarnya antara pakai link dengan yang ang dicari sama-sama. yakni jarak ayunnya. Dengan swing arm yang dibikin panjang, jarak mainya suspensi belakang R25 sudah cukup lebar kok,” imbuh Abidin! (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR