Mika Kalio Berharap Menang Lagi Di Mugello Dengan Teknik Irama Menjaga Gap

Motorplus - Sabtu, 31 Mei 2014 | 17:22 WIB

Menjaga 0,03 detik

Tapi, keadaan terbalik ketika lap ke-20, Mika menyodok ke depan sampai berakhir di lap ke-26. Mika sukses mengulang kemenangannya setelah seri sebelumnya di Jerez, juga meraih tropi pertama. Sebenarnya kalau sabar sedikit dan diamati secara detail, andalan tim Marc VDS Racing Team ini sudah mengatur diri.

Mika yakin bisa menekuk Corsi. Tapi, timingnya harus tepat. Kelihatan banget taktik yang dilakukan pembalap berumur 32 tahun ini. Meski Mika lama di belakangnya Corsi, tapi dia tetap menjaga irama gap time. Jarak antara Mika dan Corsi dijaga enggak boleh lebih dari 0,0 detik setiap lapnya.

“Saya langsung berusaha menekan sejak awal balapan, tapi motor tidak mau membuka jarak seperti yang saya lakukan di Jerez. Saya juga berusaha sabar ketika Corsi berada di depan saya dan menunggu saat yang tepat untuk menghabisinya,” ujar Mika. “Jujur saja Mika fantastis. Saya merasa lebih kencang dibanding dia. Tapi, dia tahu bagaimana membalikan keadaan setelah lama menguntit saya. Di luar dugaan,” bilang Corsi yang sudah lama enggak naik podium.

Menjaga jarak yang dilakukan pembalap asal Finlandia ini kaitannya erat dengan pilihan ban, kondisi lintasan, dan lay out sirkuit.

“Karena menunggu ban supaya bekerja optimal setelah memilih kompon yang lebih keras. Saya berusaha keras di lap terakhir dan saya tahu saya akan menang ketika saya membuat jarak satu detik dengan Corsi,” ucap Mika.

Taktik jitu yang enggak percuma. Inilah kunci pembalap punya pengalaman lebih lama bermain di balapan dunia. Mika paham setelah di lap-lap awal dia merasakan ban belum bekerja optimal.

Tengok saja suhu lintasan mendekati angka 42 derajat celcius saat balapan Moto2 dilepas. Panasnya trek terhitung abnormal untuk ukuran balap di benua biru.

Artinya, seandainya di terburu-buru hanya cuma bagus bertahan sampai 2/3 dari total lap. Sisanya dia harus mempertahankan gejala sliding terus menerus karena traksi ban mulai melemah.

Strategi Mika juga diimbangi begitu rapinya dia memilih racing line. Dia berusaha supaya enggak mau melakukan kesalahan dan irama putaran mesinnya berubah-ubah secara drastis. Cara ini harus dilakukan karena desain Le Mans memainkan putaran mesin menengah-atas.

“Sangat fenomenal di seri ini Mika. Dia bisa sabar menjaga gap dengan Corsi sampai akhirnya mengovertake. Kemenangan dengan perhitungan yang sangat detail,” beber Michael Bartholemy, Team Principal Marc VDS Racing Team.

Apakah teknik ini akan terulang kembali di sirkuit Mugello, Italia? Kita lihat buktinya nanti. (www.motorplus-online.com)

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular