Rasio kompresi diseting setinggi mungkin dengan batasan yang mampu dilayani Pertamax Plus, yakni 12,2 : 1. Itulah cara mengakali bobot Samsul Arifin yang lumayan berat. Agar dapur pacu Jupiter-Z sebisa mungkin menyemburkan tenaga gede mulai dari putaran bawah hingga atas.
Hasilnya peak power tembus 23 hp/12.000 rpm di atas dyno merek Rextor. Cukup untuk mengangkat berat Pipin (sapaan akrab Arifin) yang mencapai 65 kg. “Total bobot ditimbang usai race, masih lebih berat 13-14 kg dari regulasi,” aku Mosik Priyonggo alias Onggo, punggawa bengkel Omah-Mburi di Wirokertan, Yogyakarta yang jadi juru koreknya.
“Kompresi 12,2 : 1 didapat lewat pemakaian piston forging Kawahara diameter 52 mm ber-dome 3 mm, dan volume kubah dibikin 10,2 cc,” jelas Onggo yang mekanik tim Kawahara Kephot SMR Ardian Jogjakarta ini.
Untuk menciptakan ledakan dahsyat di ruang bakar, campuran gas dipancing sebanyak mungkin dengan memperbesar saluran masuk dan mengganti klep in pakai diameter 26 mm. Sementara buangnya 23 mm. Tak ketinggilan durasi kem diset 274.
“Katup isap dibikin membuka di 34 sebelum TMA dan menutup 60 setelah TMB. Sedang buangnya membuka 58 sebelum TMB dan nutup di 36 setelah TMA,” tambahnya. Dengan overlap yang terhitung cukup besar (4,1 mm), menjadikan proses pembilasan pada putaran atas lebih maksimal.
Tapi, biar setang piston tetap kuat melayani gebukan kompresi, diganti pakai punya Vega. Katanya materialnya dianggap lebih badak.
Hasilnya, Jupiter-Z pacuan Pipin juara di Yamaha Cup Race. Bahkan jadi juara di kejurnas MotoPrix region 2 alias daerah Jawa. (www.motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban : FDR MP76, 90/80-17
Klep : Kawahara
CDI: Rextor Pro Drag
Koil: Kawahara
Knalpot: SMR Pro Exhaust
KOMENTAR