Joki melawan angin ada di gelaran Sentul D2 Drag Bike 2014. Balapan lurus ini berlangsung di sirkuit Sentul, minggu lalu (31/5-1/6). Pertarungan 246 starter menembus kencangnya udara yang angin trek lurus 201 meter.
Cuaca di babak final (1/6) pol cerah sejak pagi hingga balapan tuntas. Meski tidak turun hujan, terasa angin Sentul mempengaruhi.
“Kalau anginnya gede, pastinya bikin timing jelek. Apalagi, Sentul, kan kanan-kirinya nggak ada pohon,” buka Eko Chodok, joki PME Abirawa GM Mimaki Racing Team.
Perbedaan angin Sentul dan jalanan biasa juga dirasakan joki tim SP 76 Motor, Asep Robot. “Di Sentul, posisi treknya ngelawan angin. Saat lagi putaran atas, posisi duduk suka mundur. Bisa bikin oleng tuh,” akunya. “Kalau sudah gitu, rebahin diri serebah mungkin deh. Tinggal pinter-pinter bawa motor aja,” sahut Reggi M. Pott, joki Shakeela R2 Azzura MC Racing.
Meski berpengaruh besar, rupanya tak ada setingan ekstrim untuk mengatasi angin. Taufik SP yang menangani pacuan tim SP 76 Motor mengaku, tak ada setingan khusus. “Tinggal pintar-pintar si joki, kecuali kalau urusan suhu. Saat panas spuyernya minta basah, kalau dingin spuyernya kecil,” bebernya.
Jajang Siswanto beda. “Pastinya motor lebih berat. Makanya, rpm dibikin lebih tinggi,” tutup tunner SBL CV Cahaya Mutiara. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR