Motor ini sebenarnya masih dalam tahap riset. “Tenaga atas sudah kami dapatkan. Tinggal bagaimana memaksimalkan putaran bawah,” beber Danang yang bertindak selaku juru korek. Meskipun baru dalam tahap pengembangan, waktu terbaik yang ditorehkan di lintasan 201 meter sudah tembus di 8,2 detik.
“Semua sektor harus disesuaikan untuk mendapatkan performa optimal. Mulai dari pengapian, bahan bakar dan konstruksi ruang bakar. Sehingga bisa menghasilkan tenaga yang besar,” tambahnya.
Untuk pengapian mekanik bertubuh irit ini lebih memilih koil copotan dari Kawasaki Kaze. Pertimbangannya, harga tidak terlalu mahal, tapi kemampuannya tidak kalah dengan koil racing. “Koil Kaze mampu menghasilkan tegangan hingga 30.000 volt,” bebernya. Tegangan sebesar ini sama dengan yang dihasilkan koil YZ125 yang harganya lebih mahal.
Melihat kemampuan menghasilkan tegangan output yang cukup tinggi, Danang merasa perlu menopangnya dengan komponen pengapian lain. Sebab, meski api besar, tapi waktu memerciknya tidak pas dengan gerakan piston saat menuju Titik Mati Atas. Hasilnya bisa gak bakal maksimal.
Untuk itu otak pengapian ditukar pakai CDI Rextor Prodrag. “Setingan harus pas karena jika tidak tenaga motor gak akan mau keluar maksimal,” urai mekanik yang worshopnya ngendon di Jl. Nogobondo 16, Rejowinangun, Jogja. Limiter dipatok sampai 16.000 rpm. Kurva pengapiannya diset 34,5° di 4.000 rpm. Sedang di 9.000 rpm dimajuin 1 jadi 35,8 derajat sebelum TMA.
Berikutnya, suplai bahan bakar ke ruang bakar juga dimaksimalkan. Pe- ngabut bensin dikendalikan karburator Keihin Sudco berdiameter venturi 28 mm. “Kombinasi spuyer pakai ukuran 118/60 (main jet/pilot jet). Segitu dirasa paling pas untuk 201 meter,” tukasnya.
Tuh, buktinya! Sederet podium sukses disabet Lewat skill Ari Madun dan Mahmud Arjuna selaku joki.
Gas pol, bor! (www.motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Karburator: Sudco 28
Piston: Kawahara
Knalpot: AHM
Mekanik: Danang Brengos (0857-43373939)
KOMENTAR