“Di R25 sistem DOHC-nya kem langsung menekan valve. Kami sebut direct drive camshaft. Makanya putaran mesinnya bisa hi rpm karena friksinya lebih kecil,” bilang M. Abidin, GM Service & Motorsport Division PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Namun yang terjadi di arena balap, sistem ini kadang jadi buah simalakama. “Ketika dijejali klep lebar, sulit menggeser sudut taped-nya agar bisa tetap center/lurus. Banyak yang maksa posisi taped dibuat miring. Akibatnya saat kem menekan taped, gerakan naik turun taped justru menimbulkan friksi yang besar. Ketika main hi rpm, banyak yang mesinnya macet,” bilang Tomy Huang, punggawa Bintang Racing Team (BRT) di Cibinong, Jawa Barat.
Kendala tersebutlah yang coba diminimalkan BRT pada sistem DOHC Satria F-150 pacuan Harlan Fadhillah yang di kejurnas sport 150cc seri 3 lalu sukses sabet podium pertama. Caranya? “Masih rahasia, hehe..,” bisik Tomy. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR