Standarnya di atas mesin Dynojet 250i buatan Amerika, peak power Honda Vario Techno 125 cc hanya terukur 7,02 dk/6.600 rpm. Torsi maksimumnya 7,38 Nm/6.800 rpm. Raihan segitu dirasa kurang mumpuni bagi Rudi Tjahyadi. “Performanya kurang nampol. Soalnya berat badan gue 116 kg. Berasa enggak lari buat dipake harian,” alasan Rudi, yang ngegas Vario 125 keluaran 2013.
Biar mantap menarik beban 116 kg, Sportisi Motorsport (SM) kasih obat kuat Vario 125 Rudi. “Obat kuatnya, bore up mesin jadi 150 cc. Pakai sepaket blok, piston dan head ori kepunyaan Honda PCX 150,” aku Brahmantio, bos SM di Jl. Tenggiri No. 4A, Rawamangun, Jakarta Timur.
Diameter pistonnya 58 mm. Bila dikawinkan stroke Vario Techno 125 (57,9 mm), kapasitas silinder jadi 152,8 cc. “Mendem bibir piston saat di titik mati atas (TMA) diset 0,8 mm dari bibir silinder,” terang Iman Gunawan, mekanik SM. Rasio kompresi terukur jadi 11,6 : 1. Bahan bakar pakai Shell V-Power.
Pasokan bahan bakar diperbanyak. Injektor turut diganti pakai kepunyaan PCX 150. Sedang untuk mengkail angin deras, throttle body diganti milik Honda New CBR 150R yang dikombinasi air filter Ferrox. Diameter venturinya, 30 mm.
Tak cukup sampai di situ, profil kem dikustom berdurasi 270. Lalu, gas buang diperlancar lewat knalpot merek CMS. “Debit bensin disesuaikan lewat piggyback Power Commander V (PCV),” tambah Koko Adiyaksa, store manager SM.
Urusan mesin beres, giliran revisi bagian penyalur daya ke roda belakang. “Kampas ganda, rumah kopling dan roller yang diganti pakai produk high performance. Roller usung 11 gram rata,” terang Iman. Hasilnya, ketika Vario 150 cc ini didyno ulang, peak power langsung mencuat jadi 13,47 dk/8.100 rpm. Sedang torsi puncak tembus 11,88 Nm/8.100 rpm. Itu artinya, power dan torsi naik 6,45 dk dan 4,5 Nm. Mantab! (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR