DC Belum Tentu Full wave

Motorplus - Minggu, 5 Oktober 2014 | 13:50 WIB

Skema kelistrikan half wave

Seiring merebaknya penggunaan variasi yang membuat beban kelistrikan motor bertambah, semakin banyak juga yang mengeluhkan akinya cepat tekor. Misalnya aplikasi HID, aneka lampu tambahan, sound system di motor dan sebagainya. Rata-rata dialami bikers yang motornya belum diupgrade sistem pengisiannya.

Trik yang paling sering ditempuh untuk meningkatkan arus pengisian, adalah dengan mengubah sepul yang awalnya pakai sistem half wave (HW) jadi full wave (FW).

“Sistem HW biasa disebut semi DC. Itu, dilihat dari suplai arus listrik pada bohlam lampu utama dan senja, masih mengambil jalur dari sepul (generator),” terang Dwi Hatmoko salah satu mekanik dari bengkel spesialis kelistrikan HokieDokie di Kp. Buaran Jaya, Bekasi, Jawa Barat.

Sedang FW, seluruh komponen kelistrikan mengandalkan arus dari aki. Dengan kata lain, sistemnya full DC. Jadi, out put dari sepul cuma buat pengisian ke aki saja. Namun, “DC itu belum tentu full wave. Tapi, full wave sudah pasti DC. DC itu hanya berlaku di lampu utama, dibilang DC karena beban kelistrikan di lampu utama mengambil dari aki,” jelas Dwi.

Apabila lampu utama di DC yang mengambil arus langsung dari aki, namun kelistrikan masih menganut HW, ini akan mengakibatkan aki tekor. Karena, pengisian masih terbagi dua antara ke aki dan untuk lampu utama. Otomatis, agar aki tidak tekor, sistem pengisian dari sepul diubah jadi full wave.

Sebagai contoh, di motor Honda Vario Techno 110 yang masih menganut sistem HW. Untuk mengubah sistem kelistrikannya menjadi FW, langkah pertama yang dilakukan adalah membuka sepul yang ada di balik radiator. Setelah sepul dilepas, akan terlihat 3 buah terminal kumparan kawat di badan sepul, yaitu terminal untuk pengisian ke aki, terminal buat ke lampu utama dan satunya lagi massa.

Skema kelistrikan full wave

Nah, untuk ubah jadi FW, putuskan kawat kumparan yang jadi massa dengan kawat kuparan untuk ke lampu utama pada terminal itu. Lalu, kawat massa dan lampu yang telah diputus tadi disambungkan ke kabel warna kuning yang lari ke soket kiprok. Untuk lebih jelasnya, bisa lihat pada skema kelistrikan FW.

Setelah kelistrikan sudah diubah menjadi FW, jalur kabel lampu utama dan senja wajib diubah pula jadi sistem DC. Caranya, hanya tarik kabel plus (+) dari soket saklar lampu lalu disambungkan ke soket kunci kontak.

“Oh iya setelah kelistrikan menjadi FW, kiprok standarnya wajib diganti ya! Kiprok harus yang sudah support untuk sitem FW. Seperti kiprok Tiger, Byson, atau punya Kymco. Keuntungan dari mengubah sistem FW ini, kapasitas aki akan cepat terisi. Meski semua komponen kelistrikan diaktifkan. Sekalipun dalam keadaan langsam. Selain itu, komponen kelistrikan seperti bohlam ataupun LED bisa lebih awet. Karena arus dari aki lebih stabil,” tutup Dwi.

Owww.. gitu toh! (www.motorplus-online.com)

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular