Sulit rasanya menampik tatapan dari Kawasaki KSR Pro. Sekilas, seperti tak ada ubahan dari KSR 110. Namun, setelah diperhatikan lebih jauh, ternyata KSR Pro aplikasi sistem kopling manual. Beda dengan KSR 110 yang aplikasi kopling otomatis, layaknya cub. Makanya, sekalian lemesin wearpack yang sudah lama tergantung di lemari, akhirnya KSR Pro pun dibejek.
Hadirnya kopling manual ini, membuat perbedaan pengoperasian transmisi. Jika di KSR 100, untuk menaikkan gigi, maka tuas transmisi kudu dicongkel ke atas. Sebaliknya, untuk menurunkan musti diinjak. Tapi, di KSR Pro yang usung bore 53 mm X stroke 50,6 mm (sama dengan KSR 110), justru layaknya pacuan sport.
Ya! Untuk memakai gigi satu, sobat kudu menginjak ke bawah dan untuk menaikkan ke gigi lebih tinggi, musti dicongkel. Lalu ketika ingin berpindah ke gigi rendah, ya harus diinjak lagi. Mungkin, ini salah satu alasan kenapa KSR kopling manual ini disebut KSR Pro.
Riding di ibu kota dengan semplakkan yang mengusung bobot kosong 94 kg ini pun terasa santai. Meski, pakai kopling. Soalnya, tarikan kopling yang disuguhkan tak membuat jemari tangan lelah. Enteng, cuy! Malah, serasa tak pakai kopling. Begitu juga dengan congkelan tuas transmisinya. Beda banget sama KSR 110. He,he,he.
Lama tak ada ‘mainan’. Hadirnya KSR yang dijual lebih tinggi Rp 300 ribu dari KSR 110 (Rp 21,6 juta) ini pun, bikin EM-Plus ingin tahu performa tiap sektor yang dimiliki. Termasuk, pengereman juga.
Untuk mengangkat roda depan 12 inci yang dimiliknya, enggak perlu putar grip gas dalam-dalam. Cukup bermain di rpm 6.000 lalu lepas kopling pun, roda berukuran 100/90-12 itu langsung terangkat. Makin salut, dengan performa rem yang disuguhan kaliper Nissin mengapit cakram 200 mm di depan dan 184 mm di belakang. Pakem! Saking pakemnya, stopie dengan KSR Pro ini pun mudah dilakukan. Seakan, untuk sobat yang ingin tampil beda, KSR Pro menjadi jawabannya. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR