Sektor kaki-kaki bagian depan jadi incaran upgrade para penyuka modifikasi bergaya dual purpose. Limbah supermoto untuk modifikasi trail jadi trend yang sedang digemari. Sebab, rebound dan damping-nya dianggap lebih keras dibanding punya motor Special Engine. Baik itu kondisi baru maupun copotan. Utamanya yang jenis upside down (USD).
Soalnya, banyak pengguna motor dual purpose yang mengoperasikan semplakannya buat aktivitas harian di jalan aspal. Sehingga dari segi handling, dirasa lebih nyaman. Selain itu, juga lebih mudah diaplikasi.
“Customer kebanyakan cari USD limbah supermotor untuk modifikasi trail. Karena lebih mudah didapat ketimbang sok baru dari pabrikan. Sekennya lebih ready stock deh. Harganya juga sudah pasti jauh lebih murah,” jelas Lerry Rahmat Rizky, owner Caos Custom di Pancoran, Jakarta Selatan.
Terlebih lagi, pengaplikasian sok motor jenis ini, bisa dipasang di jenis motor trail apa saja alias universal. “Misalnya kalau kurang pas, kita tinggal ubah di bagian as komstirnya saja,” imbuh pria yang baru pulang umroh ini.
Nah, pilihan sok limbah supermotor untuk modifikasi trail yang banyak tersedia di pasaran antara lain dari merek Honda, Kawasaki dan Aprilia. Panjang soknya bervariasi, mulai 90 cm hingga 95 cm. Lebih pendek dari milik motocross yang biasanya di atas 95 cm. Ini juga yang membuat sok supermoto lebih banyak dilirik customer karena bikin ground clearance motor gak terlalu tinggi.
Tapi, bisa juga sih aplikasi sok depan motor SE ber-cc kecil macam Honda CR85, Yamaha YZ85 dan Suzuki RM85. Tergantung selera aja bor!. (www.motorplus-online.com)
USD Honda CRF 250 panjang 95 cm. Harga Rp 6 juta
USD Kawasaki KX 250 panjang 95 cm. Harga RP 5 juta
USD Aprilia panjang 90 cm. Harga Rp 9 juta
USD Honda CR85. Harga Rp 6,7 juta
USD Suzuki RM85. Harga 7,3 juta
KOMENTAR