Terus terang nih, belum dapat keterangan detail apakah Geng Motor Jaman Dulu ini sama brutalnya dengan gangster era sekarang? Yang pasti, istilah geng kemungkinan karena mereka sudah berkumpul, hang out dan riding bareng di bawah satu bendera.
Dari keterangan, Geng Motor Jaman Dulu ini sudah ada di Jakarta tahun 1915 dan tentu saja jadi pemandangan unik di era itu. Romantisme bikers zaman dulu memang menarik disimak. Motor sendiri kali pertama masuk Indonesia tahun 1893, dibawa John C. Potter menurut catatan Koninlijk Instituut voor Taal, Land en Volkenkunde (KITLV). Dia inilah yang berjasa ‘meramaikan’ dinamika two wheel di tanah air, he..he. Malahan, motor masuk Indonesia setahun lebih lama ketimbang mobil.
Bro Potter, masinis pabrik gula di Oemboel (baca:Umbul) Probolinggo, Jawa Timur. Dari buku bertajuk Kreta Setan (de duivelswagen) sang pelopor daily rider Indonesia ini memesan sendiri tunggangannya ke sebuah pabrik motor Hildebrand und Wolfmüller di Muenchen, Jerman.
Penerus daya belum rantai tapi masih langsung digerakkan kruk as, belum ada persneling, tanpa accu dan magnet. Oh ya, motor antik ini juga enggak pakai koil dan kabel listrik. Mesin twin horisontal ini pakai bahan bakar bensin atau nafta.
Kalau mau jalan, ia perlu sekitar 20 menit untuk menghidupkan dan menstabilkan mesinnya. Tahun 1932 motor ini ditemukan kembali di kediaman Potter. Setelah teronggok selama 40 tahun di pojokan garasi dalam kondisi berkarat. Kisahnya masih berlanjut! Montir-montir yang concern pada motor antik akhirnya merestorasi motor ini dan disimpan di redaksi mingguan De Motor. Kemudian, motor ini disimpan di museum Lalu Lintas Surabaya.
Dari bebuka inilah nongol bikers lainnya. Orang berduit terutama mandor-mandor perkebunan Belanda, pejabat pemerintahan mulai gandrung punya motor. Fakta sejarah dari koran Sin Po tahun 30-an misalnya, iklan-iklan menjual sepeda motor sudah banyak mengisi rubrikasi mereka. Merek-merek beken seperti Excelsior, Harley-Davidson, Indian, King Dick, Brough Superior, Henderson, Norton, AJS, Matchless dan banyak lagi mulai menampilkan pesonanya.
Mulailah marak two wheeler yang hang out di tempat-tempat stategis di kota besar. Karena belum ada AD/ART klub, mereka layak disebut Geng Motor Jaman Dulu walau bukan dari sisi kebrutalannya. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR