Upgrade Performas Suzuki Skywave Lulus Ketahanan 510 KM

Motorplus - Sabtu, 11 April 2015 | 13:22 WIB

Bore up kapasitas silinder memang gampang-gampang susah. Gampangnya, tinggal nyomot paketan bore up yang ada di pasaran. Susahnya, yakni ketika nyari setingan yang pas biar mesin gak mudah overheat dan tahan banting, meski dipakai jarak jauh. Nah, ini upgrade performa Suzuki Skywave lulus ketahanan 510 km

Nah, upgrade performa Suzuki Skywave lulus ketahanan 510 km milik awak redaksi EM-Plus. Pengujiannya langsung diajak menempuh jarak sejauh 510 km dari Jakarta menuju Sukabumi, lalu menyisir pantai selatan Banten dan kemudian finish di Cilegon.

Hasilnya, upgrade performa Suzuki Skywave lulus ketahanan 510 km yang ketika didyno di atas mesin Dynojet 250i buatan Amrik, sukses memuntahkan 12,3 hp di putaran 9.600 rpm dan torsi 10,7 Nm di 6.500 rpm ini tak menemui kendala apa pun salama perjalanan. Sipnya lagi, mampu ngejar kuda pacul berkapasitas 250 cc yang saat itu juga tengah diuji.

Mau tau apa saja setingannya? Yuk, cekidot!

SILINDER.

Pembesaran volume silinder menggunakan piston NPP buat Suzuki Thunder 125 ukuran standar (57 mm). Dengan stroke yang masih standar pabrik (55,2 mm), didapat kapasitas mesin 140,8 cc. Namun pemakaian piston Thunder 125 ini butuh penyesuaian pada tinggi kepala piston, yakni dibubut sekitar 1 mm atau disesuaikan dengan tinggi piston bawaan Skywawe.

KOMPRESI.

Bila ingin ngejar kompresi yang lumayan tinggi, pucuk piston jangan dibubut rata. Melainkan dibuatkan dome. Tapi, bila masih tetap ingin pakai bahan bakar Premium, sebaiknya pangkas rata saja. Boleh juga sih pakai dome, namun kubahnya mesti dikerok sedikit sampai didapat rasio kompresi 10 : 1 atau maksimal 10,5 :1.

HEAD.

Untuk mengail asupan bensin campur udara yang banyak ke ruang bakar, dinding saluran masuk mulai dari intake manifold hingga inlet port digerus sekitar 1 mm. “Tapi jangan dihaluskan, agar permukaan saluran tidak berembun. Campuran gas pun akan lebih homogen,” wanti Suhartanto ‘Kupret’, tunner kondang di road race from Jakarta ketika EM-Plus konsultasi soal teknik porting.

Kalau di saluran buangnya, lanjut Kupret, boleh. “Malah kalau bisa sekalian kubah headnya dibuat licin mengkilap. Biar panas hasil pembakaran tidak mudah diserap oleh material head. Biasanya power atasnya makin ngisi,” terangnya.

KLEP & NOKEN AS.

Selain porting, permainan durasi kem juga ampuh mengail campuran gas deras ke ruang bakar, plus perlancar pembuangan. Nah, di sini EM-Plus andalkan kem bikinan Kawahara tipe K1 yang buat Suzuki Spin.

Tak cuma itu, klep pun diganti yang berdiameter lebih besar dan punya dua sudut di punggung payungnya, buatan BRT. Tujuan pemakaian dua sudut, 45°-30°, agar flow gas lebih lancar. Namun ganti klep yang lebih lebarnya, hanya di bagian in. Itu pun gak gede-gede amat, yakni hanya pakai ukuran 26 mm (standarnya 25,5 mm).

Oh iya, pembesarakan diameter klep segitu tak perlu mengubah sudut klep, “Hanya perlu ganti sitting klep yang lebih gede,” tukas Tomy Huang, bos BRT yang kebagian tanam sitting beryllium chopper (BeCu) dan klep di Skywave ini.

KARBURATOR & PENGAPIAN.

Tetap pakai standar pabrik. Hanya saja ukuran spuyernya digedein sedikit menyesuaikan permintaan mesin. Pilot jet naik 1 step dari 12,5 jadi 15. Sementara main jet dari 130 jadi 135. Sedang di sistem pengapian, CDI diganti pakai bikinan BRT Dual Band dengan pilihan kurva pengapian Racing dan Kompetisi (R/K).

CVT.

Di sektor penerus daya ini hanya mengganti roller yang lebih ringan, yakni pakai 10 gram rata pakai produk Hi Speed. Ditambah ganti per CVT yang berspesifikasi 1.500 rpm bikinan CLD.

KNALPOT.

Leher knalpot atau header tetap pakai standar pabrik. Namun silencernya diganti pakai punya Kawasaki KLX 150. (www.motorplus-online.com)

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular