Gilang Pranata Sukma dari tim Honda Asia Motor RC3 TKRJ KYT berhasil raih dobel podium dalam gelaran Honda Racing Championship (HRC) seri terakhir yang diselenggarakan di arena JiExpo Kemayoran, akhir November lalu. Jawabannya upgrade performa Honda CB150R sampai 24 dk hasilnya juara dua race di HRC.
“Harusnya bisa lebih baik. Tapi sayang, di race pertama Gilang senggolan sama rider lain hingga terjatuh. Tapi masih bisa amankan podium tiga,” buka Ichwan, sang kepala mekanik tim yang bertugas upgrade performa Honda CB150R sampai 24 dk hasilnya juara dua race di HRC.
Kala didyno, Honda CB150R racikan Ichwan atau yang kerap disapa Cio ini mampu menyemburkan tenaga sebesar 24,51 dk/13.000 rpm dan torsi sebesar 10,8 Nm/13.000 rpm. Itu dilakukan di atas mesin Dynojet 250i milik Bintang Racing Team (BRT) Cibinong, Jawa Barat. Apa saja sih ramuan dari mekanik muda berbakat yang mangkal di Jl. Panjang Cidodol No.7, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ini? Langsung aja kita intip yuk bor upgrade performa Honda CB150R sampai 24 dk hasilnya juara dua race di HRC!
SILINDER. Sesuai regulasi kelas HRC 1, diharamkan melakukan bore up. Jadi, Cio masih menggunakan piston berukuran standar (63,5 mm), namun tipenya sudah forging. Lewat piston tersebut, rasio kompresi mesin bisa dapat angka 13,5 : 1 untuk minum Pertamax Plus.
HEAD. Untuk mengail asupan gas lebih banyak dan pembuangan yang lancar, klep standar bawaan pabrik digusur dengan punya Honda CBR 400 berukuran 26/23 mm (in/ex). Dipadukan dengan per klep keluaran RC3. Tentunya saluran masuk dan buang tak ketinggalan diporting polish.
Selanjutnya, profil noken as dirancang ulang oleh Cio, dengan durasi 285° rata, baik in maupun ex-nya. Sementara lift klep dipatok di angka 9 mm dengan overlap 3,5 mm.
ECU STAND ALONE. Nah, sektor ini juga jadi penentu peraihan performa besar. Guna mengimbangi kebutuhan bahan bakar, ECU sebagai otak pengatur jumlah semburan bahan bakar dan pengapian, diganti pakai produk BRT Juken 3 Racing Turbo bisa buat aplikasi double injektor.
Lewat ECU ini, mesin dibikin lebih teriak dengan menggeser limiter hingga di 14.500 rpm. Seting AFR-nya dipatok di perbandingan 12,7 : 1 pada seri pamungkas di Kemayoran, Jakarta Pusat baru-baru lalu.
THROTTLE BODY. Buat mengiumbangi suplai udara, diameter venturi throttle body bawaan pabrik yang aslinya 30 mm, direamer jadi 33 mm. Kemudian biar di putaran atas suplai bensin gak tekor, dipasangi injektor tambahan, dengan cara menyatukan dua buah injektor yang masing-masing kemampuan menyemburkan bensinnya sebesar 150 cc/menit dan 130 cc/menit. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR